KOMPAS.com — Para ilmuwan mengidentifikasi penyakit misterius yang memiliki gejala-gejala mirip dengan AIDS meskipun orang tersebut tidak terinfeksi HIV. Penyakit ini ditemukan pada beberapa orang di Asia dan Amerika Serikat.
Gejala penyakit tersebut, antara lain, kerusakan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu melawan virus dan bakteri seperti halnya orang yang sehat. Pemicunya belum diketahui, tetapi penyakit tersebut diduga tidak menular.
Menurut Dr Sarah Browne, ilmuwan dari National Institute of Allergy and Infectious Disease, penyakit misterius tersebut adalah bentuk lain gangguan kekebalan tubuh yang tidak diturunkan, tetapi tidak menyebar lewat virus seperti AIDS.
Browne melakukan penelitian di Thailand dan Taiwan, tempat penyakit tersebut banyak ditemukan sejak tahun 2004.
"Ini sangat menarik. Dalam 10 tahun terakhir, saya setidaknya sudah melihat tiga pasien," kata Dr Dennis Maki, spesialis penyakit infeksi dari Univesitas Wisconsin di Madison, AS.
Maki mengatakan, masih ada kemungkinan infeksi tertentu memicu penyakit misterius ini walaupun penyakit itu sendiri tidak menular antarorang.
Penyakit tersebut pada umumnya diderita orang dewasa berusia sekitar 50 tahun, tetapi tidak diturunkan dalam keluarga. Menurut Browne, sebagian pasien meninggal akibat infeksi yang luar biasa.
Salah seorang pasien, Kim Nguyen (62), orang Vietnam yang sudah tinggal di AS sejak tahun 1975, didiagnosis menderita penyakit misterius ini. Ia berobat ke dokter akibat demam yang tak kunjung sembuh. Sejak tahun 2009, ia juga mengalami berbagai gejala aneh. Pada tahun 1995 dan 2009, ia dilaporkan mengunjungi Vietnam.
Pada awalnya, ia didiagnosis menderita tuberkulosis. Belakangan, ia diketahui menderita gejala gangguan sistem kekebalan tubuh dan mendapat perawatan di rumah sakit selama hamir satu tahun.
AIDS adalah penyakit spesifik dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi virus HIV ini terganggu. Virus HIV akan merusak sel T, tentara utama dalam sistem imun manusia untuk melawan patogen.
Sementara itu, penyakit misterius ini tidak mengganggu sel, tetapi menyebabkan kerusakan lain. Dalam penelitian yang dilakukan Browne terhadap 200 orang di Taiwan dan Thailand, kebanyakan pasien penyakit misterius ini tubuhnya membuat autoantibodi yang menahan interferon gamma, sinyal kimia yang membantu tubuh menyingkirkan infeksi.
Terganggunya sinyal kimia tersebut akan membuat seseorang, seperti penderita AIDS, lebih rentan terinfeksi jamur, virus, dan parasit lain yang mirip dengan tuberkulosis dan menyebabkan kerusakan paru.
Para ilmuwan saat ini menyebut penyakit misterius ini sebagai gangguan imunitas pada orang dewasa karena biasanya baru muncul di usia lanjut.
Perawatan dengan antibiotik tak selalu efektif sehingga dokter biasanya melakukan berbagai variasi pengobatan, termasuk memakai obat kanker untuk menekan produksi antibodi.
Karena penyakit ini mayoritas dialami oreng Asia atau keturunan Asia, para pakar menyebut faktor genetik mungkin berperan dalam memicu penyakit ini.
Kamis, 30 Agustus 2012
Kuman Tuberkulosis Makin Kebal Obat
KOMPAS.com — Tuberkulosis (TB) saat ini masih menjadi epidemi di seluruh dunia. Pada tahun 2010 diperkirakan 8,8 juta orang terinfeksi dan 1,4 juta di antaranya meninggal. Penyakit yang menyerang paru tersebut dilaporkan makin kebal obat antibiotik.
Dalam studi internasional yang dimuat di jurnal medis The Lancet, para ilmuwan mengingatkan makin banyaknya kasus TB kebal obat di Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Latin.
Kasus TB resistan multi-obat atau multidrug-resistant TB (MDR-TB) dan TB resistan obat atau extensively drug-resistant TB (XDR-TB) ternyata jauh lebih besar dari yang selama ini diperkirakan sehingga diperlukan upaya global untuk mencegah penyebaran penyakit.
"Selama ini penelitian menunjukkan kasus MDR-TB sekitar 5 persen, tetapi prevalensinya kini sampai 10 kali lebih tinggi di beberapa negara," kata Sven Hoffner dari Swedish Institute untuk pencegahan penyakit menular.
Penyakit TB yang kebal terhadap obat jauh lebih sulit diatasi dan membutuhkan biaya besar. Selain itu, penyakit TB resistan obat juga kerap berakhir fatal.
MDR-TB berarti resistan atau kebal pada sedikitnya dua jenis obat lini pertama, sementara XDR-TB adalah resistan pada dua jenis obat yang termasuk dalam antibiotik kuat.
Tuberkulosis normal atau tidak kebal obat saja memerlukan waktu yang panjang, dan pasien harus mengonsumsi antibiotik tanpa henti selama enam bulan. Kebanyakan pasien gagal menjalani seluruh terapi karena banyaknya kasus resistansi obat.
Penelitian yang dilakukan di Estonia, Latvia, Peru, Filipina, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Thailand menunjukkan hampir 44 persen kasus MDR-TB juga resistan pada salah satu obat lini kedua.
Menurut Tracy Dalton dari pencegahan dan pengendalian penyakit AS, kasus XDR-TB dilaporkan di 77 negara. Penyebaran strain kuman yang resistan pada obat tersebut mengkhawatirkan, terutama jika terjadi di area yang kebersihannya rendah, dan akses terhadap obat juga terbatas.
"Makin banyak orang yang didiagnosis TB dan diterapi untuk TB resistan obat, makin kebal ia pada obat-obatan lini kedua," katanya.
Infeksi bakteri TB akan merusak jaringan paru-paru sehingga pasien menderita batuk dan sesak napas. Bakteri mudah ditularkan melalui udara. Menurut para ahli, orang yang terinfeksi TB aktif dapat menularkan penyakitnya kepada 10-15 orang setiap tahun.
Rabu, 29 Agustus 2012
Mengapa Anak-Anak Membutuhkan Transfer Factor?
Anak-anak memiliki sistem imun yang masih lemah dan mudah terserang infeksi yang di dapat dari kehidupan sehari-hari dan juga dari sekolah.
Anak-anak banyak sekali mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi,dan memiliki asupan yang rendah terhadap nutrisi yang penting untuk meningkatkan system kekebalan tubuh.
Anak-anak mendapatkan infeksi dari lingkungan rumah dan sekolah.
Infeksi telinga yang meningkat membuat penggunaan antibiotic dosis tinggi meningkat pada anak-anak.
Penggunaan antibiotic yang berlebihan pada anak-anak menyebabkan system imun tidak bekerja optimal, dan membuat tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotic meningkat.
Transfer Factor adalah alami, aman , tidak menimbulkan efek samping, dan mudah dikonsumsi oleh anak-anak.
Anak-anak mendapatkan manfaat yang luar biasa dari transfer factor di dalam kehidupan mereka.
Transfer Factor menghemat jutaan rupiah dalam biaya pengobatan.
Transfer Factor membantu mencegah infeksi berulang seperti flu, amandel dan infeksi telinga.
Transfer Factor mencegah penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak perlu dengan cara meningkatkan kekebalan dan sistem pertahanan tubuh anak-anak.
Transfer Factor terbukti aman diberikan untuk anak-anak mulai berumur 1 hari, bahkan Prematur.
Transfer Factor dapat meningkatkan IQ pada anak-anak .
Transfer Factor sudah dibuktikan secara sains selama lebih 50 tahun,dan menghasilkan lebih dari 4100 laporan uji klinis oleh para ilmuwan lebih dari 60 negara.
Transfer Factor sangat dibutuhkan oleh anak-anak mengingat begitu tingginya tingkat stress yang didapatkan anak disekolah,sehingga dapat melemahkan system kekebalan tubuh,yang berakibat mudahnya anak2 terkena penyakit.
Keadaan alam & lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada System kekebalan tubuh anak-anak yang masih lemah, dimana kini semakin tingginya polusi, pola makan yang kurang sehat (seperti Fast Food, dll), bahan pewarna & pengawet makanan, pestisida, asap rokok, dll. Maka dengan Transfer Factor, akan sangat membantu dalam melindungi kesehatan anak-anak tercinta dalam mencegah penyakit & mempercepat proses penyembuhan.
Penyakit TORCH
TORCH?
Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus yaitu parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo Virus), virus Herpes Simplex (HSV1 – HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B).
Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam.
Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak, penglihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh.
Toxoplasma Gondii
Penyakit Toxoplasmosis disebabkan oleh bakteri Toxoplasma gondii. Parasit ini biasa hidup di dalam usus hewan peliharaan rumah seperti anjing dan kucing, sehingga penularan dari hewan ke manusia mudah terjadi. Hewan lain adalah tikus, burung merpati, ayam, kerbau, sapi atau kambing.
Daging hewan tersebut dikonsumsi manusia dan dapat berubah menjadi kista-kisata yang masuk dalam peredaran darah dan jaringan otot/daging. Bila penyakit ini menjangkiti wanita hamil, maka janin juga akan terinfeksi.
Gejala yang mungkin timbul adalah anemia, kejang-kejang, pembengkakan kelenjar air liur, muntah, bisul-bisul, radang paru-paru, diare, demam, kulit kuning dan pengapuran dalam tengkorak.
Gejala tersebut umumnya tampak pada bayi berusia 1 tahun atau lebih, akan diteruskan dengan kejang-kejang, serta keterlambatan mental dan fisik pada usia selanjutnya. Infeksi pada ibu hamil seakan tanpa menimbulkan gejala yang tampak pada ibu sendiri namun mempunyai dampak yang serius pada janin, dapat keguguran, atau lahir dengan cacat fisik maupun mental.
Rubella
Infeksi virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang janin.
Gejala klinis setelah bayi lahir adalah mata katarak, kelainan jantung, atau tuli. Gejala lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau radang paru-paru.
Virus Rubella ditularkan melalui urin, kontak pernafasan, dan memiliki masa inkubasi 2-3 minggu. Penderita dapat menularkan virus selama seminggu sebelum dan sesudah timbulnya rash (bercak merah) pada kulit. Rash Rubella berwarna merah jambu, menghilang dalam 2-3 hari, dan tidak selalu muncul untuk semua kasus infeksi.
Cyto Megalo Virus (CMV)
Virus CMV termasuk keluarga virus Herpes. Sekitar 50% – 80% orang dewasa memiliki antibodi anti CMV. Infeksi primer virus ini terjadi pada usia bayi, anak-anak, dan remaja yang sedang dalam kegiatan seksual aktif. Penderita infeksi primer tidak memperlihatkan gejala yang khusus, tetapi virus tetap hidup dalam tubuh penderita selama bertahun-tahun.
Virus CMV akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik dan kadang-kadang memunculkan keluhan seperti vertigo, migren, radang sendi, radang tenggorokan, radang lambung, lemah lesu dan beberapa keluhan pada saraf mata dan saraf otak.
Hanya sekitar 5 hingga 10 bayi yang terinfeksi CMV menunjukan kelainan sewaktu lahir. Gejala klinis yang umum dijumpai adalah berat badan rendah, hepatomegali, splenomegali, kulit kuning, radang paru-paru, dan kerusakan sel pada jaringan saraf pusat. Cacat pada jaringan saraf akan berlanjut menjadi kemunduran mental, tuli, rabun dan mikrosefali.
Herpess Simplex
HSV dibedakan menjadi HSV1 dan HSV2, penyebab 84% kasus penyakit kelamin Herpes adalah HSV2.
Perbedaan HSV1 dan HSV2:
Bagian yang disukai HSV1 adalah kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau mulut, hidung dan telinga. Sedangkan HSV2 di kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan parianal.
Bentuk pada kulit HSV1 adalah bercak verikel-verikel kecil tersebar, sedangkan HSV2 membentuk bercak verikel besar, tebal dan terpusat.
Wanita hamil yang terinfeksi HSV2 harus ditangani secara serius karena dapat menembus plasenta ndan menimbulkan kerusakan neonatel sampai kematian janin. Selama belum dilakukan pengobatan yang efektif, perkembangan penyakit herpes sulit diramalkan. Jika infeksi ini segera diobati maka kemungkinan resiko dapat dihindarkan, sedangkan infeksi rekurens hanya dapat dibatasi frekwensi kambuhnya.
Diagnosa Penyakit TORCH
Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama untuk menangani suatu penyakit. Tetapi diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis sering sukar dilaksanakan, maka dilakukan diagnosa laboratorik dengan memeriksa serum darah, untuk mengukur titer-titer antibodi IgM atau IgG-nya.
Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik, bahkan bisa jadi sama sekali tidak merasakan sakit. Secara umum keluhan yang dirasakan adalah mudah pingsan, pusing, vertigo, migran, penglihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang sendi, nyeri lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dan keluhan lainnya.
Untuk kasus kehamilan: sulit hamil, keguguran, organ tubuh bayi tidak lengkap, cacat fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak, dan ketidaksempurnaan lainnya.
Namun begitu, gejala diatas tentu belum membuktikan adanya penyakit TORCH sebelum dibuktikan dengan uji laboratorik.
Sewaktu istri saya mengalami penyakit sakit kepala yang luar biasa setiap hari, sudah mendatangi beberapa dokter untuk mengetahui penyakit apa sebenarnya yang diderita. Setelah akhirnya seorang dokter menyarankan untuk tes darah di laboratorium barulah ketahuan penyakitnya yaitu CMV.
Pengobatan TORCH
Karena TORCH berasal dari virus, baik sekali jika menggunakan Transfer Factor Tri Factor dan TF Plus karena dapat mendidik sistem imun menjadi pintar dan membasmi virus yang ada dalam tubuh.
Dosis pemakaian TF dan TF plus : untuk perawatan = 2x1kaps
untuk pengobatan = 3 dosis normal
( jika sudah normal kembali dosis normal )
Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus yaitu parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo Virus), virus Herpes Simplex (HSV1 – HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B).
Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam.
Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak, penglihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh.
Toxoplasma Gondii
Penyakit Toxoplasmosis disebabkan oleh bakteri Toxoplasma gondii. Parasit ini biasa hidup di dalam usus hewan peliharaan rumah seperti anjing dan kucing, sehingga penularan dari hewan ke manusia mudah terjadi. Hewan lain adalah tikus, burung merpati, ayam, kerbau, sapi atau kambing.
Daging hewan tersebut dikonsumsi manusia dan dapat berubah menjadi kista-kisata yang masuk dalam peredaran darah dan jaringan otot/daging. Bila penyakit ini menjangkiti wanita hamil, maka janin juga akan terinfeksi.
Gejala yang mungkin timbul adalah anemia, kejang-kejang, pembengkakan kelenjar air liur, muntah, bisul-bisul, radang paru-paru, diare, demam, kulit kuning dan pengapuran dalam tengkorak.
Gejala tersebut umumnya tampak pada bayi berusia 1 tahun atau lebih, akan diteruskan dengan kejang-kejang, serta keterlambatan mental dan fisik pada usia selanjutnya. Infeksi pada ibu hamil seakan tanpa menimbulkan gejala yang tampak pada ibu sendiri namun mempunyai dampak yang serius pada janin, dapat keguguran, atau lahir dengan cacat fisik maupun mental.
Rubella
Infeksi virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang janin.
Gejala klinis setelah bayi lahir adalah mata katarak, kelainan jantung, atau tuli. Gejala lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau radang paru-paru.
Virus Rubella ditularkan melalui urin, kontak pernafasan, dan memiliki masa inkubasi 2-3 minggu. Penderita dapat menularkan virus selama seminggu sebelum dan sesudah timbulnya rash (bercak merah) pada kulit. Rash Rubella berwarna merah jambu, menghilang dalam 2-3 hari, dan tidak selalu muncul untuk semua kasus infeksi.
Cyto Megalo Virus (CMV)
Virus CMV termasuk keluarga virus Herpes. Sekitar 50% – 80% orang dewasa memiliki antibodi anti CMV. Infeksi primer virus ini terjadi pada usia bayi, anak-anak, dan remaja yang sedang dalam kegiatan seksual aktif. Penderita infeksi primer tidak memperlihatkan gejala yang khusus, tetapi virus tetap hidup dalam tubuh penderita selama bertahun-tahun.
Virus CMV akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik dan kadang-kadang memunculkan keluhan seperti vertigo, migren, radang sendi, radang tenggorokan, radang lambung, lemah lesu dan beberapa keluhan pada saraf mata dan saraf otak.
Hanya sekitar 5 hingga 10 bayi yang terinfeksi CMV menunjukan kelainan sewaktu lahir. Gejala klinis yang umum dijumpai adalah berat badan rendah, hepatomegali, splenomegali, kulit kuning, radang paru-paru, dan kerusakan sel pada jaringan saraf pusat. Cacat pada jaringan saraf akan berlanjut menjadi kemunduran mental, tuli, rabun dan mikrosefali.
Herpess Simplex
HSV dibedakan menjadi HSV1 dan HSV2, penyebab 84% kasus penyakit kelamin Herpes adalah HSV2.
Perbedaan HSV1 dan HSV2:
Bagian yang disukai HSV1 adalah kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau mulut, hidung dan telinga. Sedangkan HSV2 di kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan parianal.
Bentuk pada kulit HSV1 adalah bercak verikel-verikel kecil tersebar, sedangkan HSV2 membentuk bercak verikel besar, tebal dan terpusat.
Wanita hamil yang terinfeksi HSV2 harus ditangani secara serius karena dapat menembus plasenta ndan menimbulkan kerusakan neonatel sampai kematian janin. Selama belum dilakukan pengobatan yang efektif, perkembangan penyakit herpes sulit diramalkan. Jika infeksi ini segera diobati maka kemungkinan resiko dapat dihindarkan, sedangkan infeksi rekurens hanya dapat dibatasi frekwensi kambuhnya.
Diagnosa Penyakit TORCH
Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama untuk menangani suatu penyakit. Tetapi diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis sering sukar dilaksanakan, maka dilakukan diagnosa laboratorik dengan memeriksa serum darah, untuk mengukur titer-titer antibodi IgM atau IgG-nya.
Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik, bahkan bisa jadi sama sekali tidak merasakan sakit. Secara umum keluhan yang dirasakan adalah mudah pingsan, pusing, vertigo, migran, penglihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang sendi, nyeri lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dan keluhan lainnya.
Untuk kasus kehamilan: sulit hamil, keguguran, organ tubuh bayi tidak lengkap, cacat fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak, dan ketidaksempurnaan lainnya.
Namun begitu, gejala diatas tentu belum membuktikan adanya penyakit TORCH sebelum dibuktikan dengan uji laboratorik.
Sewaktu istri saya mengalami penyakit sakit kepala yang luar biasa setiap hari, sudah mendatangi beberapa dokter untuk mengetahui penyakit apa sebenarnya yang diderita. Setelah akhirnya seorang dokter menyarankan untuk tes darah di laboratorium barulah ketahuan penyakitnya yaitu CMV.
Pengobatan TORCH
Karena TORCH berasal dari virus, baik sekali jika menggunakan Transfer Factor Tri Factor dan TF Plus karena dapat mendidik sistem imun menjadi pintar dan membasmi virus yang ada dalam tubuh.
Dosis pemakaian TF dan TF plus : untuk perawatan = 2x1kaps
untuk pengobatan = 3 dosis normal
( jika sudah normal kembali dosis normal )
Testimoni Kanker Kelenjar Getah Bening
Musim panas yang lalu saya didiagnosa menderita kanker kelenjar getah bening di usia 74 tahun.
Dokter menyatakan ia hanya mampu bertahan beberapa bulan tanpa kemoterapi. Kami sangat sedih menghadapi kejadian yang tiba-tiba ini. Sepupu saya yang bernama Julian memberikan Ibu saya 4Life Transfer Factor Plus untuk dicoba.
Ibu saya mudah terserang bilur-bilur sebelum terserang kanker kelenjar getah bening. Ibu saya mengalami bilur di mulut dan segalanya berkaitan dengan kemoterapi. 4Life Transfer Factor Plus mampu melawannya. Dokter kagum kepada Ibu saya karena selama kemoterapi energinya sangat sangat baik. Beberapa hari setelah kemoterapi anda merasa lemas, Namun setelah kemoterapi yang pertama Ibu saya tidak banyak terlihat perubahan pada energinya. Sejak minggu lalu, kami baru mengetahui Ibu saya sembuh dari kanker kelenjar getah bening. Dokter tidak bisa memahaminya dan menganggap apa yang terjadi pada Ibu saya merupakan suatu keajaiban. Saya sangat yakin bahwa 4Life Transfer Factor Plus telah membantu Ibu saya sepenuhnya dan Dokter menyarankan agar Ibu saya tetap meminum 4Life Transfer Factor Plus. Hal ini merupakan testimoni kenker kelenjar getah bening yang bisa membantu banyak orang lain yang sedang membutuhkan penyembuhan kanker kelenjar getah bening.
-Beverly H
Selasa, 28 Agustus 2012
Gejala dan Solusi Demam berdarah
Demam berdarah merupakan demam yang disebabkan virus yang ditularkan oleh nyamuk kepada manusia, yang sedang menurun kekebalan tubuhnya.
Apa sih gejalanya?
Setelah tergigit nyamuk pembawa virus, masa inkubasi akan berlangsung antara 3 sampai 15 hari sampai gejala demam dengue muncul. Gejala demam dengue akan diawali oleh perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung. Kesakitan pada tungkai dan sendi akan terjadi beberapa jam sejak gejala demam dengue mulai dirasakan. Suhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 40 derajat celcius dengan detak nadi yang normal serta tekanan darah yang cenderung turun. Bola mata akan tampak kemerahan. Kemerahan juga tampak pada wajah yang dengan cepat akan menghilang. Kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar.
Demam dan gejala lain dari demam dengue akan berlangsung selama 2 hari yang kemudian diikuti oleh penurunan suhu yang cepat dengan diiringi oleh produksi keringat yang meningkat. Periode penurunan suhu ini biasanya berlangsung sehari, selanjutnya suhu tubuh akan meningkat lagi dengan cepat. Saat ini seluruh tubuh pasien akan kemerahan kecuali pada wajah.
Bagaimana pencegahannya?
Jangan biarkan Demam Berdarah mengancam keluarga anda. Lindungi keluarga anda dari virus-virus seperti demam berdarah dengan mengkonsumsi Transfer Factor. Transfer Factor adalah zat molekul halus yang bijak (immune IQ) yang terdapat dalam susu kolostrum (susu awal). Ia bertindak sebagai pemberi informasi kepada sistem imun tubuh. Setiap mamalia (manusia atau hewan) yang menyusui anaknya akan mengirimkan informasi kepandaian sistem imun seluruh hidupnya kepada anaknya melalui susu awal yang dinamakan kolostrum. TF adalah “Senjata Daya Imun” yang paling berharga di dalam kolostrum.
Fungsi Transfer Factor:
1.Meningkatkan aktifitas sel “Natural Killer” hingga 200% – 400%. Ini adalah 10-30 kali lebih tinggi kekuatan peningkatan daya imun berbanding dengan segala jenis herbal atau makanan-makanan kesehatan yang pernah diteliti oleh sains. Sel NK adalah bagian yang paling penting dalam sistem pertahanan tubuh buat melawan infeksi dari penyakit. Ia bekerja, mencari dan memusnahkan macam-macam infeksi dan sel-sel penyakit. Sel NK adalah sangat penting dalam melawan dan membunuh sel-sel kanker dan sel-sel yang terinfeksi akibat serangan virus, kuman, bakteri dsb.
2.Meningkatkan IQ sistem imun (kebijaksaan) – TF memiliki gambaran rupa-rupa jenis kuman-kuman perusak. Ia akan mengalihkan gambaran ini kepada sel-sel imun, supaya dapat mengenali musuh-musuh dengan cepat. TF memberikan informasi tepat supaya sel-sel imun dapat bertindak cepat, menghapuskan kuman-kuman perusak, virus dan bakteri, sebelum ia berkembangbiak didalam tubuh.
3.Menenangkan sistem imun yang terlalu aktif – Sistem imun yang diluar batas akan menyerang sel-sel baik dan juga sel tubuh badan. Ini diberi nama dengan “penyakit autoimmune”. Sebagian penenang TF akan menenangkan sel-sel imun apabila musuh-musuh telah di kalahkan, dan mengarahkan sel-sel imun ke tempat lain yang diperlukan.
Apa sih gejalanya?
Setelah tergigit nyamuk pembawa virus, masa inkubasi akan berlangsung antara 3 sampai 15 hari sampai gejala demam dengue muncul. Gejala demam dengue akan diawali oleh perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung. Kesakitan pada tungkai dan sendi akan terjadi beberapa jam sejak gejala demam dengue mulai dirasakan. Suhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 40 derajat celcius dengan detak nadi yang normal serta tekanan darah yang cenderung turun. Bola mata akan tampak kemerahan. Kemerahan juga tampak pada wajah yang dengan cepat akan menghilang. Kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar.
Demam dan gejala lain dari demam dengue akan berlangsung selama 2 hari yang kemudian diikuti oleh penurunan suhu yang cepat dengan diiringi oleh produksi keringat yang meningkat. Periode penurunan suhu ini biasanya berlangsung sehari, selanjutnya suhu tubuh akan meningkat lagi dengan cepat. Saat ini seluruh tubuh pasien akan kemerahan kecuali pada wajah.
Bagaimana pencegahannya?
Jangan biarkan Demam Berdarah mengancam keluarga anda. Lindungi keluarga anda dari virus-virus seperti demam berdarah dengan mengkonsumsi Transfer Factor. Transfer Factor adalah zat molekul halus yang bijak (immune IQ) yang terdapat dalam susu kolostrum (susu awal). Ia bertindak sebagai pemberi informasi kepada sistem imun tubuh. Setiap mamalia (manusia atau hewan) yang menyusui anaknya akan mengirimkan informasi kepandaian sistem imun seluruh hidupnya kepada anaknya melalui susu awal yang dinamakan kolostrum. TF adalah “Senjata Daya Imun” yang paling berharga di dalam kolostrum.
Fungsi Transfer Factor:
1.Meningkatkan aktifitas sel “Natural Killer” hingga 200% – 400%. Ini adalah 10-30 kali lebih tinggi kekuatan peningkatan daya imun berbanding dengan segala jenis herbal atau makanan-makanan kesehatan yang pernah diteliti oleh sains. Sel NK adalah bagian yang paling penting dalam sistem pertahanan tubuh buat melawan infeksi dari penyakit. Ia bekerja, mencari dan memusnahkan macam-macam infeksi dan sel-sel penyakit. Sel NK adalah sangat penting dalam melawan dan membunuh sel-sel kanker dan sel-sel yang terinfeksi akibat serangan virus, kuman, bakteri dsb.
2.Meningkatkan IQ sistem imun (kebijaksaan) – TF memiliki gambaran rupa-rupa jenis kuman-kuman perusak. Ia akan mengalihkan gambaran ini kepada sel-sel imun, supaya dapat mengenali musuh-musuh dengan cepat. TF memberikan informasi tepat supaya sel-sel imun dapat bertindak cepat, menghapuskan kuman-kuman perusak, virus dan bakteri, sebelum ia berkembangbiak didalam tubuh.
3.Menenangkan sistem imun yang terlalu aktif – Sistem imun yang diluar batas akan menyerang sel-sel baik dan juga sel tubuh badan. Ini diberi nama dengan “penyakit autoimmune”. Sebagian penenang TF akan menenangkan sel-sel imun apabila musuh-musuh telah di kalahkan, dan mengarahkan sel-sel imun ke tempat lain yang diperlukan.
Senin, 27 Agustus 2012
MENINGKATKAN IMUNITAS ANAK
Demam dan flu sepertinya sudah menjadi penyakit langganan pada anak. Para ahli pediatrik mengata-kan, anak yang mengalami demam, flu, infeksi telinga atau batuk antara 6-8 kali setahun, masih dapat dikatakan normal. Maklum , hampir setiap hari si kecil terpapar dgn berbagai macam bakteri dan virus.
Apalagi setiap anak tidak lahir ke bumi dengan sistem imunitas tubuh yang sudah ‘terlatih’. Melainkan dengan sistem kekebalan tubuh yang justru baru mulai dilatih ketika tubuh harus berhadapan dan bertempur dengan serangkaian bakteri, kuman dan virus.
Meski demikian, sebenarnya ada cara yang bisa diupayakan oleh orangtua untuk membangun imunitas tubuh si kecil, seperti berikut ini:
1. Berikan lebih banyak buah dan sayuran
Buah-buahan seperti stroberi, pepaya, jambu klutuk, anggur, dan jeruk adalah jenis makanan yang sangat baik dalam membangun sistem kekebalan tubuh. Demikian juga dengan sayur-sayuran seperti wortel, brokoli, tomat, kentang manis, tahu dan tempe. Pada makanan tersebut terdapat phytonutrient seperti vitamin C dan carotenoid. Phtytonutrient dapat meningkatkan produksi sel darah putih dan interferon, anti bodi yang berfungsi melapisi permukaan sel sehingga dapat menahan virus. Beberapa studi menyebutkan, asupan makanan yang kaya akan phytonutrient bahkan dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit hati saat dewasa. Selain itu, spesialis anak, William Sears MD mengatakan, sayuran dan buah banyak mengandung antioksidan yang mengalir melalui aliran darah dan melindungi jaringan dari kerusakan. Semakin sedikit kerusakan yang terjadi pada tubuh, maka semakin tahan pula tubuh terhadap infeksi. Karena itu, berikan lima porsi makanan dan sayuran pada si kecil agar imunitas tubuhnya meningkat.
2. Cukup tidur
Studi yang dilakukan terhadap orang dewasa menemukan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit karena dapat mengurangi sistem imunitas yang berfungsi untuk menyerang mikroba dan sel kanker. Hal ini berlaku juga untuk anak. Bayi yang baru lahir, butuh tidur hingga 18 jam sehari sedangkan batita 12-13 jam sehari. Sementara itu, anak pra sekolah memerlukan sekitar 10 jam waktu tidur dalam sehari. Untuk mencukupi jumlah waktu tidurnya dalam sehari, upayakanlah agar si kecil tidur siang. Namun jika si kecil sulit untuk tidur siang, Anda dapat mencoba untuk membuatnya tertidur lebih awal di malam hari.
3. Berikan ASI
ASI mengandung zat-zat penting yang sangat baik untuk meningkatkan antibodi dan sel-sel darah putih. Memberi ASI juga memberikan si kecil perlindungan terhadap berbagai penyakit seperti infeksi telinga, alergi, diare, pneumonia, meningitis dan sindroma kematian bayi mendadak (SIDS). Studi juga menunjukkan bahwa ASI dapat mengoptimalkan perkembangan otak juga melindungi anak terhadap kemungkinan mengalami beberapa jenis penyait kanker. Kolostrum, cairan kekuningan yang terkandung dalam ASI yang baru pertama kali keluar (beberapa hari setelah melahirkan) sangat baik bagi si kecil karena kaya akan antibodi yang membantu si kecil bertahan terhadap berbagai serangan penyakit. Upayakanlah untuk memberikan hanya ASI saja kepada bayi selama 6 bulan, baru kemudian memberikan makanan tambahan dengan terus memberikan ASI hingga si kecil berusia 2 tahun.
4. Aktif bergerak
Tak hanya pada orang dewasa, olahraga dan aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak karena dapat meningkatkan kemampuan sel darah putih memerangi infeksi. Agar si kecil aktif bergerak, jadilah contoh yang baik untuknya. Daripada menyuruh si kecil untuk bermain di halaman sementara Anda asyik menonton TV, lebih baik Anda dan si kecil bersama-sama bermain yang melibatkan aktivitas fisik. Anda dapat bersepeda dan jalan pagi bersama atau bermain bola dengannya. Jika dibiasakan sejak kecil, hal ini bisa menjadi kebiasaan baik yang akan tetap dipertahankan oleh anak hingga ia dewasa.
5. Cegah penyebaran kuman
Biasakan si kecil untuk selalu mencuci tangannya dengan air dan sabun setiap kali mau makan, sehabis dari toilet, memegang hewan peliharaan, selesai bermain, atau sehabis keluar rumah. Agar saat bersih-bersih terasa lebih menyenangkan untuknya, cobalah untuk menyediakan sabun warna-warni dengan bentuk yang lucu agar ia lebih bersemangat mencuci tangan. Begitu juga saat berpergian di luar rumah, pastikan Anda menyediakan tisu basah atau cairan pembersih yang mengandung antibakteri yang dapat digunakan ketika air dan sabun sulit didapat. Jika si kecil sakit, buanglah segera sikat giginya. Membuang sikat giginya tak hanya akan melindungi si kecil, tetapi anggota keluarga lainnya. Virus yang sama memang tidak bisa menyerang si kecil, tetapi virus tersebut dapat berpindah dari satu sikat gigi ke sikat gigi lainnya dan menginfeksi anggota keluarga lainnya. Jika penyebab sakit si kecil sakit adalah bakteri, bakteri yang sama dapat menyerang si kecil untuk kedua kalinya.
6. Cegah si kecil menjadi perokok pasif
Jika ada anggota keluarga yang merokok, berhati-hatilah. Karena rokok mengandung kurang lebih 4000 racun yang dapat membahayakan perokok pasif seperti si kecil. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terhadap bahaya rokok karena detoksifikasi alamiah si kecil belum berkembang dengan baik. Menjadi perokok pasif juga meningkatkan risiko si kecil mengalami sindroma kematian mendadak, bronkitis, infeksi telinga dan asma. Selain itu, asap rokok juga dapat mempengaruhi kecerdasan serta perkembangan syaraf si kecil. Menjauhkan si kecil dari perokok, berarti menurunkan risiko si kecil mengalami berbagai macam penyakit.
7. Jangan paksa dokter Anda
Ketika mengunjungi dokter, seringkali terjadi orangtua memaksa atau meminta dokter untuk menuliskan resep untuk anaknya. Padahal, tidak semua penyakit memerlukan obat seperti antibiotik. Antibiotik hanya digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, sementara kebanyakan penyakit yang diderita oleh anak seperti flu, batuk disebabkan oleh virus. Karena itu, ketika dokter meresepkan antibiotik, yakinkan bahwa tindakannya tersebut tidak dilakukan karena ia pikir Anda yang menginginkannya. Tak ada salahnya Anda bertanya,”Apakah anak saya benar-benar butuh antibiotik?”
8. Kurangi gula
Menurut Sears, konsumsi gula dan makanan yang manis, terbukti dapat mengurangi kemampuan sel darah putih untuk “bertempur”. Studi menyebutkan bahwa konsumsi 2,5 kaleng soda dapat menurunkan kemampuan sel darah putih hingga 40 persen. Meski disukai si kecil, tampaknya Anda harus berupaya untuk mengurangi ‘yang manis-manis’ pada kudapan si kecil.
9.Gemuk tak selalu berarti sehat.
Hati-hati jika si kecil kelebihan berat badan, apalagi overweight. Sears mengatakan, obesitas dapat mengurangi kemampuan sistem imunitas dengan cara mempengaruhi kemampuan sel darah putih untuk memproduksi antibodi. Riset menunjukkan bayi yang kelebihan berat badan mengalami infeksi 2 kali lebih banyak dibandingkan bayi yang langsing.
10.Konsumsi Transfer factor yang dapat menyeimbangkan sistem imun ( bagi yang lemah imun, dapat menaikkan ke batas normal, dan bagi yang autoimun seperti alergi dapat menurunkan dan menenangkan imun ke batas normal ). Aman dikonsumsi bayi sampai dewasa.
Untuk pencegahan dan mejaga imunitas anak, cukup 1 x sehari 1 tablet TF Chewable
Sabtu, 25 Agustus 2012
Autoimun – Sistem Kekebalan Yang Menyerang Jaringan Tubuh
Apa yang terjadi ketika “Sang Penjaga” Menyerang Jaringan Tubuh?
Seluruh sistem dalam tubuh kita dilindungi oleh sistem imun atau sistem kekebalan, tanpa sistem imun tubuh kita tidak akan bertahan. Kita bahkan bisa mati karena serangan virus flu saja tanpa adanya sistem imun yang melindungi tubuh kita.
Ada jutaan virus, bakteri, parasit dan hewan mikroorganisme diudara. Kita tidak bisa menghindari mereka masuk ke dalam tubuh kita, walau bagaimanapun kita menjaga kebersihan. Ketika hewan-hewan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh sistem imun lah yang membunuhnya. Selain hewan-hewan mikroorganisme mengancam kesehatan kita, sel-sel kanker juga merupakan ancaman lainnya. Setiap hari setiap manusia kurang lebih 300 sel kanker muncul dalam tubuh dan sistem imun jugalah yang membunuhnya sehingga kita bisa terlindungi dari kanker.
Kenapa Penyakit Autoimun Bisa Terjadi?
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan hewan mikroorganisme dan sel kanker. Ketika sistem imun tubuh menjadi naïf atau bodoh, tidak bisa membedakan mana sel baik dan mana sel jahat, setiap sel-sel baru yang baru dalam tubuh akan diserang. Penyakit-penyakit yang muncul karena sistem kekebalan yang menyerang sel-sel tubuh sendiri dikenal dengan penyakit autoimun. Sistem imun tubuh rusak dan menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai benda asing dan kemudian menyerang jaringan tubuh sendiri.
Penyebab pasti dari reaksi imunitas tidak diketahui secara pasti, kekacauan sistem imun bisa berasal dari keturunan.
Penyakit-penyakit yang muncul karena kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang terlalu aktif disebut penyakit autoimun. Berikut penyakit-penyakit yang merupakan penyakit autoimun:
Asma
Elergi
Psoriasis
Lupus
Tiroid
Rheumatoid Arthritis
Myasthenia gravis
Acute disseminated encephalomyelitis
Multiple Sclerosis
Gullain-Barre Syndrome
Paraneplastic Neurologic disorders
Cerebellar degeneration
Autoimmune chronic active hepatitis
Primary biliary sclerosis
Gastrointestinal tract
Pernicious anemia
Inflammatory bowel disease
Diabetes tipe I
Penggunaan Transferfactor pada penderita autoimun
Autoimun terjadi ketika sistem imun menjadi naïf atau bodoh, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai benda asing dan kemudian menyerang jaringan tubuh sendiri. Transferfactor adalah karunia tuhan untuk semua manusia, memiliki kemampuan mendidik dan menenangkan sistem imun yang naïf atau bodoh atau educate naïf immune system. Sistem imun yang sudah cerdas dan distabilkan tidak akan menyerang jaringan tubuh sendiri.
Transfer Factor dapat menenangkan imun yang berlebih ke batas normal sehingga Transfer Factor berfungsi sebagai immune modulator.
Antibodi yang Melumpuhkan Tubuh Sendiri?
Seberapa Cerdaskan Sistem Imun Anda?
Penyakit Guillain-Barre-Syndrome
Sistem kekebalan tubuh seharusnya melindungi tubuh dari serangan bakteri, virus, sel kanker dan sebagainya. Jika sistem imun salah mengenali musuh, ia bisa menyerang tubuh atau menyerang sel baik dalam tubuh. Kegagalan sistem imun mengenali musuh disebut dengan kelainan autoimun.
Salah satu contoh autoimun yang sering muncul belakangan adalah GBS (Guillain Barre Syndrome). Gejalanya dimulai dari rasa kesemutan diujung-ujung jari, rasa kebas di kaki dan tangan, kesulitan mengangkat tangan dan memiringkan badan. Pada kasus yang parah kesulitan menelan air liur dan bernafas. Selain itu juga juga bisa terjadi kelumpuhan mendadak yang bisa terjadi dalam hitungan minggu bahkan hari. Kelumpuhan tidak hanya pada organ gerak seperti tangan dan kaki tetapi juga organ tubuh yang lain seperti wajah, mata dan otot pernafasan. Inilah antibodi yang melumpuhkan tubuh sendiri, dimana antibody menyerang sistem saraf tepi, sehingga terjadi peradangan akut. Kerusakan pada saraf tepi yang berperan sebagai penghantar sinyal antara otak dan anggota tubuh menimbulkan gangguan hantaran sinyal.
Penyebab pasti dari munculnya GBS (Guillain-Barre Syndrome) ini belum diketahui, diduga Infeksi bakteri atau virus diduga menjadi pemicu. Karena itu, dokter biasanya menanyakan riwayat demam, diare, atau radang tenggorokan 4 minggu-6 minggu sebelum gejala sindrom itu. Salah satu bakteri penyebab diare yang terbukti terkait Sindrom Guillain-Barre ialah bakteri Campylobacter jejuni. Penyakit ini dapat diketahui melalui test EMS atau electromyography.
Pengobatan dini tentunya akan sangat membantu penderita, jika mengalami gejala-gejala seperti Sindrom Guillain-Barre segera periksakan diri anda ke dokter.
Penggunaan Transferfactor Penderita GBS ( Guillain-Barre Syndrome)
Transferfactor adalah supplemen modulator yang memiliki kemampuan untuk menenangkan sistem imun dan sekaligus mendidik sistem imun agar bisa membedakan mana sel baik dan mana sel jahat atau disebut juga dengan educate naïf immune system. Pada penderita Sindrom Guillain-Barre fungsi ini sangat penting karena sistem imun yang menyerang jaringan saraf tepi. Dengan kata lain sistem imun menjadi bodoh, tidak bisa membedakan mana sel baik dan mana sel jahat, setiap sel baru yang datang akan diserang baik itu sel sehat maupun sel jahat. Kondisi ini disebut juga dengan naïf immune system atau autoimun. Transferfactor akan menenangkan sistem imun ke level normal dan sekaligus mencerdaskan sistem imun agar bisa membedakan mana sel baik dan mana sel jahat.
Testimoni Penggunaan Transferfactor pada Penderita GBS (Sindrom Guillain – Barre)
Anak Saya Usia 6 tahun didiagnosa terinfeksi GBS dan tidak bisa berjalan. Saya cari informasi ini lewat internet dan ternyata termasuk autoimun. Saya beri dia transferfactor trifactor formula 9 kapsul per hari, setelah satu minggu konsumsi sudah bisa berjalan kembali – Anita Jakarta
Transfer Factor untuk Terapi Diabetes
Apakah Yang Dimaksud Penyakit Diabetes?
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Apa Saja Yang Menyebabkan Penyakit Diabetes?
* Reaksi imunitas atau dikenal dengan istilah naif immune system. Diabetes terjadi karena sistem imun yang menyerang sel beta di pankreas akibatnya fungsi pankreas menjadi turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Biasanya diabetes jenis ini karena faktor keturunan.
* Pola makan atau pola hidup. Pola hidup yang tidak seimbang yaitu makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. Nasi adalah salah satu sumber karbohidrat yang banyak mengandung glukosa. Nasi yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia dan Indonesia menempati peringkat ke 4 didunia penderita diabetes.
* Bahan Kimia dan obat-obatan. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi dapat mengiritasi pankreas sehingga menimulkan radang pankreas. Radang yang terjadi pada pankreas berakibat fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
* Penyakit dan infeksi pada pankreas. Infeksi mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit dsb pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Bagaimana Mengenali Gejala Diabetes?
Gejala Awal: Kadar normal gula darah berkisar antara 70-99 mg/dl setelah berpuasa minimal 8 jam. Sedangkan gula darah 2 jam setelah makan antara 140 sampai 200. Tanda awal yang dapat diketahui dari peningkatan kadar gula dalam darah dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Gejala lainnya:
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Diabetes type 1 dikenal sebagai diabetes yang tergantung insulin
Sel-sel beta pankreas memproduksi insulin terlalu sedikit atau bahkan tidak memproduksi sama sekali. Jenis ini biasanya muncul sebelum usia 40 tahunan bahkan termasuk pada usia anak-anak.
Terjadi karena kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
Diabetes tipe 2 dikenal sebagai Diabetes Mellitus yang tidak tergantung Insulin.
Pankreas masih mampu menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya atau bisa juga disebabkan karen insulin yang dihasilkan mengalami resistance insulin dimana insulin tidak bekerja secara maksimal.
Sekitar 90-95% penderita diabetes termasuk dalam tipe diabetes 2
Gestational Diabetes Mellitus
Gestational diabetes mellitus (GDM) diakibatkan oleh kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup.
Biasanya terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan
GDM kemungkinan dapat merusak kesehatan janin atau kesehatan ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Transferfactor Nutrisi Terbaik & Terlengkap Terapi Penyakit Diabetes, Mengapa?
Transferfactor dapat mendidik sistem imun (mencerdaskan sistem imun) agar bisa membedakan mana sel baik baik dan sel jahat dalam tubuh, fungsi ini sangat penting untuk diabetes yang disebabkan oleh reaksi imunitas. Sistem imun yang cerdas tidak akan menyerang pankreas, karena serangan terhadap pankreas ini hanya bisa dihentikan dengan mendidik atau mencerdaskan sistem imun tersebut.
Transfer factor menguatkan sistem imun dalam membasmi virus, bakteri, parasit, sel kanker yang menyerang pankreas. Infeksi pada pankreas dapat menimbulkan kerusakan pada pankreas, perlindungan sistem imun terhadap infeksi mikroorganisme sangat penting untuk menjaga kesehatan pankreas.
Membantu menjaga kesehatan sistem metabolisme dan endokrin secara keseluruhan, membantu tubuh kita mengguraikan glukosa.
Untuk penderita yang mengalami luka diabetes dapat menaburi transfer factor advance atau trifactor formula. Tranfer factor terdiri dari rantai asam amino yang tinggi sehingga mempercepat proses penyembuhan dan regenerasi sel-sel yang rusak karena infeksi luka pada penderita diabetes.
AUTIS BUKAN PENYAKIT
AUTISME, MITOS VS FAKTA
Mitos: Semua anak dengan autisme memiliki kesulitan belajar.
Fakta: Autisme memiliki manifestasi yang berbeda pada setiap orang. Simtom gangguan ini dapat bervariasi secara signifikan dan meski beberapa anak autis memiliki kesulitan belajar yang berat, beberapa anak autis lain dapat memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan mampu menyelesaikan materi pembelajaran yang sulit, seperti persoalan matematika. Contohnya, anak autis dengan sindrom Asperger biasanya berhasil di sekolah dan dapat menjadi mandiri ketika ia dewasa.
Mitos: Anak dengan autisme tidak pernah melakukan kontak mata.
Fakta: Banyak anak dengan autisme mampu melakukan kontak mata. Kontak mata yang dilakukan mungkin lebih singkat durasinya atau berbeda dari anak normal, tetapi mereka mampu melihat orang lain, tersenyum dan mengekspresikan banyak komunikasi nonverbal lainnya.
Mitos: Anak dengan autisme sulit melakukan komunikasi secara verbal.
Fakta: Banyak anak dengan autisme mampu mengembangkan kemampuan berbahasa yang fungsional. Mereka mengembangkan beberapa keterampilan berkomunikasi, seperti dengan menggunakan bahasa isyarat, gambar, komputer, atau peralatan elektronik lainnya.
Mitos: Anak dengan autisme tidak dapat menunjukkan afeksi.
Fakta: Salah satu mitos tentang autisme yang paling menyedihkan adalah miskonsepsi bahwa anak dengan autisme tidak dapat memberi dan menerima afeksi dan kasih sayang. Stimulasi sensoris diproses secara berbeda oleh beberapa anak dengan autisme, menyebabkan anak autis memiliki kesulitan dalam menunjukkan afeksi dalam cara yang konvensional. Memberi dan menerima kasih sayang dari seorang anak dengan autisme akan membutuhkan penerimaan untuk menerima dan memberi kasih sayang sesuai dengan konsep dan cara anak.
Orang tua terkadang merasa sulit untuk berkomunikasi hingga anak autis mau mulai membangun hubungan yang lebih dalam. Keluarga dan teman mungkin tidak memahami kecenderungan anak autis untuk sendiri, tetapi dapat belajar untuk menghargai dan menghormati kapasitas anak autis untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Mitos: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme lebih senang sendirian dan menutup diri serta tidak peduli dengan orang lain.
Fakta: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme pada dasarnya ingin berinteraksi secara sosial tetapi kurang mampu mengembangkan keterampilan interaksi sosial yang efektif. Mereka sering kali sangat peduli tetapi kurang mampu untuk menunjukkan tingkah laku sosial dan berempati secara spontan.
Mitos: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme tidak dapat mempelajari keterampilan bersosialisasi.
Fakta: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme dapat mempelajari keterampilan bersosialisasi jika mereka menerima pelatihan yang dikhususkan untuk mereka. Keterampilan bersosialisasi pada anak autis dan orang dewasa dengan autisme tidak berkembang dengan sendirinya karena pengalaman hidup sehari-hari.
Mitos: Autisme hanya sebuah fase kehidupan, anak-anak autis akan melaluinya.
Fakta: Anak dengan autisme tidak dapat sembuh dalam waktu singkat. Meski demikian, banyak anak dengan simtom autisme yang ringan, seperti sindrom Asperger, dapat hidup mandiri dengan dukungan dan pendidikan yang tepat. Anak-anak autis lain dengan simtom yang lebih berat akan selalu membutuhkan bantuan dan dukungan, serta tidak dapat hidup mandiri sepenuhnya.
Hal itu menyebabkan kekhawatiran bagi sebagian orang tua, terutama ketika mereka menyadari bahwa mereka mungkin tidak dapat mendampingi anak autis memasuki masa dewasanya. Oleh karena itu, anak dengan autisme membutuhkan bantuan.
Untuk itu, diperlukan suatu diagnosis yang tepat dan benar untuk seorang anak autis dikatakan sebagai autisme. Setelah mendapatkan diagnosis yang tepat, anak autis tersebut dapat melakukan suatu terapi. Anak dengan autisme dapat dibantu dengan memberikan terapi yang sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah dengan terapi okupasi. (Dedy Suhaeri/"PR"/Winny Soenaryo, M.A., O.T.R./L. Pediatric Occupational Therapist)***
Seringkali orang menganggap autisme sebuah penyakit. Namun, autisme merupakan gejala keterbatasan gangguan perkembangan, termasuk autisme ringan hingga gangguan mental berat (PDD).
Penderita austisme memiliki kesulitan berkomunikasi dan memahami perkataan dan perasaan orang lain. Akibatnya, penderita autis sering kesulitan mengekspresikan diri melalui kata, bahasa tubuh, raut wajah dan sentuhan. Anak yang mengidap autisme sangat sensitif terhadap suara, sentuhan, bau, dan pemandangan yang bagi orang lain dianggap normal. Autisme menyerang enam hingga delapan anak setiap 1.000 kelahiran.
Orangtua dapat mendeteksi gejala autisme sejak usia tiga tahun. Beberapa anak autis menunjukkan tanda-tanda autisme sejak lahir. Sebagian lainnya tumbuh normal dan namun mengalami gejala autisme pada usia 18-36 bulan. Anak laki-laki penderita autisme empat kali lebih banyak daripada anak perempuan. Gejala autisme tidak mengenal suku, etnis, atau kondisi sosial lainnya seperti pendapatan, gaya hidup, atau tingkat pendidikan orang tua.
Berikut beberapa jenis autisme:
* Gangguan autistik
Gejala ini sering diartikan orang saat mendengar kata autisme. Penderita autis memiliki measalah interaksi sosial, berkomunikasi, dan permainan imaginasi pada anak di bawah usia tiga tahun.
* Sindrom Asperger
Anak autis yang menderita sindrom Asperger memiliki problem bahasa. Penderita sindrom ini pada autisme cenderung memiliki intelegensi rata-rata atau lebih tinggi. Namun seperti halnya gangguan autistik, penderita kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi.
* Gangguan perkembangan menurun (PDD)
Gejala ini disebut juga non tipikal autisme. Penderita autisme ini memiliki gejala-gejala autisme, namun berbeda dengan jenis autistik lainnya.
* Sindrom Rett
Sindrom ini terjadi hanya pada anak perempuan. Mulanya anak autis tumbuh normal. Pada usia satu hingga empat tahun, terjadi perubahan pola komunikasi, dengan pengulangan gerakan tangan dan pergantian gerakan tangan.
* Gangguan Disintegrasi Anak
Pada gejala autisme ini, anak autis tumbuh normal hingga tahun kedua. Selanjutnya anak autis akan kehilangan sebagian atau semua kemampuan komunikasi dan keterampilan sosialnya.
Walaupun penyebab autisme belum diketahui pasti, peneliti menilai autisme disebabkan ketidaknormalan bagian otak yang mengintrepretasi bahasa. Ketidakseimbangan kimiawi otak mempengaruhi terjadinya gejala autisme.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak autis itu mencapai usia tiga tahun.
Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak autis tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak autis yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal.
Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak autis berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang anak autis menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.
Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Tidak semua individu ASD/GSA memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari mereka dapat mencapai pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu (musik, matematika, menggambar).
Prevalensi autisme menigkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme. Namun diperkirakan angka di Indonesia pun mendekati angka di atas. Autisme lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dengan perbandingan 4:1
Kenali Autisme
Anak-anak penyandang spektrum autisme biasanya memperlihatkan setidaknya setengah dari daftar tanda-tanda yang disebutkan di bawah ini. Gejala-gejala autisme dapat berkisar dari ringan hingga berat dan intensitasnya berbeda antara masing-masing individu.
Hubungi profesional yang ahli dalam perkembangan anak autis dan mendalami bidang autisme, jika anda mencurigai anak anda memperlihatkan setidaknya separuh dari gejala-gejala autis ini :
*Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya
*Tertawa atau tergelak tidak pada tempatnya
*Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata
*Tidak peka terhadap rasa sakit
*Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri.
*Suka benda-benda yang berputar / memutarkan benda
*Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan
*Hiperaktif/melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau malah tidak melakukan apapun (terlalu pendiam)
*Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka
menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan
daripada kata-kata
*Menuntut hal yang sama; menentang perubahan atas hal-hal yang
bersifat rutin
*Tidak peduli bahaya
*Menekuni permainan dengan cara aneh dalam waktu lama
*Echolalia (mengulangi kata atau kalimat, tidak berbahasa biasa)
*Tidak suka dipeluk (disayang) atau menyayangi
*Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata; bersikap seperti orang tuli
*Tidak berminat terhadap metode pengajaran yang biasa
*Tentrums – suka mengamuk/memperlihatkan kesedihan tanpa alasan yang jelas
*Kecakapan motorik kasar/motorik halus yang seimbang (seperti tidak mau menendang bola namun dapat menumpuk balok-balok)
Deteksi Dini Autisme
Bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autis untuk berkembang secara optimal.
Untuk dapat mengetahui gejala autisme sejak dini, telah dikembangkan suatu checklist yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).
Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:
1. Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada sesuatu?
3. Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan tersebut?
Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka anda sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak autis dan mendalami bidang autisme.
Para peneliti memperkirakan kombinasi gen dalam keluarga menyebabkan subtipe autisme. Bahan kimia atau obat-obatan yang masuk dalam tubuh ibu selama kehamilan berperan dalam gejala autisme. Dalam beberapa kasus, autisme berkaitan dengan tingkat phenylketonuria (gangguan metabolisme yang disebabkan tidak adanya hormon tertentu), virus rubella, dan penyakit celiac (tidak mampu menoleransi gluten dalam tepung).
Walaupun penyebab autisme belum diketahui pasti, peneliti menilai autisme disebabkan ketidaknormalan bagian otak yang mengintrepretasi bahasa. Ketidakseimbangan kimiawi otak mempengaruhi terjadinya gejala autisme.
Berbagai studi menyatakan naiknya jumlah anak autis bisa dijelaskan lewat luasnya karateristik yang dipakai untuk menentukan diagnosa anak austis serta peningkatan akses informasi pada kondisi autis. Meski begitu, masih ada tanda tanya besar mengenai penyebab meningkatnya tren gangguan kondisi ini.
Beberapa penelitian menunjukkan, perubahan genetik merupakan penyebab gangguan autis. Namun beberapa pakar menyatakan kurang yakin dengan penjelasan ini. “Bila kita melihat peningkatan tren seperti ini, maka kita harus mulai mengarahkan fokus pada isu lingkungan,” kata Dr.Thomas Insel, direktur National Institute of Mental Health.
Karena kebanyakan gejala autis didiagnosa sebelum anak berusia dua tahun, kebanyakan pakar percaya bahwa faktor pencetusnya terjadi pada masa kehamilan atau pada bulan-bulan awal kehidupan bayi. Usia ibu yang terlalu tua saat hamil, selain juga paparan lingkungan yang dialami bayi, misalnya pola makan atau terjadinya infeksi pada bayi, diduga berpengaruh besar pada timbulnya autis.
Karena orangtua belum bisa menentukan tindakan preventif apa yang bisa dilakukan. Namun para ahli berpendapat terapi perkembangan terpadu sebaiknya langsung dilakukan begitu anak didiagnosa autis. Dengan terapi terpadu, diharapkan kemampuan anak autis dalam bersosialisasi dan berkomunikasi akan meningkat.
Kerjasama yang erat antara orangtua, terapis, dokter, psikolog, serta guru di sekolah diperlukan agar penanganan anak autis bisa lebih baik lagi.
(Sumber : Kesehatan Kompas)
Tapi saat ini sudah ada teknologi di bidang kesehatan untuk membantu pemulihan autisme. Konsumsi 4Life Transfer Factor yang dapat mencerdaskan imun anak anda, sehingga autisme bisa hilang dari dirinya.
Buktikan sendiri khasiatnya! Lebih dari 3500 uji klinis dan laporan ilmiah telah dikeluarkan sehubungan dengan manfaat 4Life Transfer Factor bagi kesehatan manusia.
Mitos: Semua anak dengan autisme memiliki kesulitan belajar.
Fakta: Autisme memiliki manifestasi yang berbeda pada setiap orang. Simtom gangguan ini dapat bervariasi secara signifikan dan meski beberapa anak autis memiliki kesulitan belajar yang berat, beberapa anak autis lain dapat memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan mampu menyelesaikan materi pembelajaran yang sulit, seperti persoalan matematika. Contohnya, anak autis dengan sindrom Asperger biasanya berhasil di sekolah dan dapat menjadi mandiri ketika ia dewasa.
Mitos: Anak dengan autisme tidak pernah melakukan kontak mata.
Fakta: Banyak anak dengan autisme mampu melakukan kontak mata. Kontak mata yang dilakukan mungkin lebih singkat durasinya atau berbeda dari anak normal, tetapi mereka mampu melihat orang lain, tersenyum dan mengekspresikan banyak komunikasi nonverbal lainnya.
Mitos: Anak dengan autisme sulit melakukan komunikasi secara verbal.
Fakta: Banyak anak dengan autisme mampu mengembangkan kemampuan berbahasa yang fungsional. Mereka mengembangkan beberapa keterampilan berkomunikasi, seperti dengan menggunakan bahasa isyarat, gambar, komputer, atau peralatan elektronik lainnya.
Mitos: Anak dengan autisme tidak dapat menunjukkan afeksi.
Fakta: Salah satu mitos tentang autisme yang paling menyedihkan adalah miskonsepsi bahwa anak dengan autisme tidak dapat memberi dan menerima afeksi dan kasih sayang. Stimulasi sensoris diproses secara berbeda oleh beberapa anak dengan autisme, menyebabkan anak autis memiliki kesulitan dalam menunjukkan afeksi dalam cara yang konvensional. Memberi dan menerima kasih sayang dari seorang anak dengan autisme akan membutuhkan penerimaan untuk menerima dan memberi kasih sayang sesuai dengan konsep dan cara anak.
Orang tua terkadang merasa sulit untuk berkomunikasi hingga anak autis mau mulai membangun hubungan yang lebih dalam. Keluarga dan teman mungkin tidak memahami kecenderungan anak autis untuk sendiri, tetapi dapat belajar untuk menghargai dan menghormati kapasitas anak autis untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Mitos: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme lebih senang sendirian dan menutup diri serta tidak peduli dengan orang lain.
Fakta: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme pada dasarnya ingin berinteraksi secara sosial tetapi kurang mampu mengembangkan keterampilan interaksi sosial yang efektif. Mereka sering kali sangat peduli tetapi kurang mampu untuk menunjukkan tingkah laku sosial dan berempati secara spontan.
Mitos: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme tidak dapat mempelajari keterampilan bersosialisasi.
Fakta: Anak autis dan orang dewasa dengan autisme dapat mempelajari keterampilan bersosialisasi jika mereka menerima pelatihan yang dikhususkan untuk mereka. Keterampilan bersosialisasi pada anak autis dan orang dewasa dengan autisme tidak berkembang dengan sendirinya karena pengalaman hidup sehari-hari.
Mitos: Autisme hanya sebuah fase kehidupan, anak-anak autis akan melaluinya.
Fakta: Anak dengan autisme tidak dapat sembuh dalam waktu singkat. Meski demikian, banyak anak dengan simtom autisme yang ringan, seperti sindrom Asperger, dapat hidup mandiri dengan dukungan dan pendidikan yang tepat. Anak-anak autis lain dengan simtom yang lebih berat akan selalu membutuhkan bantuan dan dukungan, serta tidak dapat hidup mandiri sepenuhnya.
Hal itu menyebabkan kekhawatiran bagi sebagian orang tua, terutama ketika mereka menyadari bahwa mereka mungkin tidak dapat mendampingi anak autis memasuki masa dewasanya. Oleh karena itu, anak dengan autisme membutuhkan bantuan.
Untuk itu, diperlukan suatu diagnosis yang tepat dan benar untuk seorang anak autis dikatakan sebagai autisme. Setelah mendapatkan diagnosis yang tepat, anak autis tersebut dapat melakukan suatu terapi. Anak dengan autisme dapat dibantu dengan memberikan terapi yang sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah dengan terapi okupasi. (Dedy Suhaeri/"PR"/Winny Soenaryo, M.A., O.T.R./L. Pediatric Occupational Therapist)***
Seringkali orang menganggap autisme sebuah penyakit. Namun, autisme merupakan gejala keterbatasan gangguan perkembangan, termasuk autisme ringan hingga gangguan mental berat (PDD).
Penderita austisme memiliki kesulitan berkomunikasi dan memahami perkataan dan perasaan orang lain. Akibatnya, penderita autis sering kesulitan mengekspresikan diri melalui kata, bahasa tubuh, raut wajah dan sentuhan. Anak yang mengidap autisme sangat sensitif terhadap suara, sentuhan, bau, dan pemandangan yang bagi orang lain dianggap normal. Autisme menyerang enam hingga delapan anak setiap 1.000 kelahiran.
Orangtua dapat mendeteksi gejala autisme sejak usia tiga tahun. Beberapa anak autis menunjukkan tanda-tanda autisme sejak lahir. Sebagian lainnya tumbuh normal dan namun mengalami gejala autisme pada usia 18-36 bulan. Anak laki-laki penderita autisme empat kali lebih banyak daripada anak perempuan. Gejala autisme tidak mengenal suku, etnis, atau kondisi sosial lainnya seperti pendapatan, gaya hidup, atau tingkat pendidikan orang tua.
Berikut beberapa jenis autisme:
* Gangguan autistik
Gejala ini sering diartikan orang saat mendengar kata autisme. Penderita autis memiliki measalah interaksi sosial, berkomunikasi, dan permainan imaginasi pada anak di bawah usia tiga tahun.
* Sindrom Asperger
Anak autis yang menderita sindrom Asperger memiliki problem bahasa. Penderita sindrom ini pada autisme cenderung memiliki intelegensi rata-rata atau lebih tinggi. Namun seperti halnya gangguan autistik, penderita kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi.
* Gangguan perkembangan menurun (PDD)
Gejala ini disebut juga non tipikal autisme. Penderita autisme ini memiliki gejala-gejala autisme, namun berbeda dengan jenis autistik lainnya.
* Sindrom Rett
Sindrom ini terjadi hanya pada anak perempuan. Mulanya anak autis tumbuh normal. Pada usia satu hingga empat tahun, terjadi perubahan pola komunikasi, dengan pengulangan gerakan tangan dan pergantian gerakan tangan.
* Gangguan Disintegrasi Anak
Pada gejala autisme ini, anak autis tumbuh normal hingga tahun kedua. Selanjutnya anak autis akan kehilangan sebagian atau semua kemampuan komunikasi dan keterampilan sosialnya.
Walaupun penyebab autisme belum diketahui pasti, peneliti menilai autisme disebabkan ketidaknormalan bagian otak yang mengintrepretasi bahasa. Ketidakseimbangan kimiawi otak mempengaruhi terjadinya gejala autisme.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak autis itu mencapai usia tiga tahun.
Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak autis tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak autis yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal.
Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak autis berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang anak autis menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.
Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Tidak semua individu ASD/GSA memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari mereka dapat mencapai pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu (musik, matematika, menggambar).
Prevalensi autisme menigkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme. Namun diperkirakan angka di Indonesia pun mendekati angka di atas. Autisme lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dengan perbandingan 4:1
Kenali Autisme
Anak-anak penyandang spektrum autisme biasanya memperlihatkan setidaknya setengah dari daftar tanda-tanda yang disebutkan di bawah ini. Gejala-gejala autisme dapat berkisar dari ringan hingga berat dan intensitasnya berbeda antara masing-masing individu.
Hubungi profesional yang ahli dalam perkembangan anak autis dan mendalami bidang autisme, jika anda mencurigai anak anda memperlihatkan setidaknya separuh dari gejala-gejala autis ini :
*Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya
*Tertawa atau tergelak tidak pada tempatnya
*Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata
*Tidak peka terhadap rasa sakit
*Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri.
*Suka benda-benda yang berputar / memutarkan benda
*Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan
*Hiperaktif/melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau malah tidak melakukan apapun (terlalu pendiam)
*Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka
menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan
daripada kata-kata
*Menuntut hal yang sama; menentang perubahan atas hal-hal yang
bersifat rutin
*Tidak peduli bahaya
*Menekuni permainan dengan cara aneh dalam waktu lama
*Echolalia (mengulangi kata atau kalimat, tidak berbahasa biasa)
*Tidak suka dipeluk (disayang) atau menyayangi
*Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata; bersikap seperti orang tuli
*Tidak berminat terhadap metode pengajaran yang biasa
*Tentrums – suka mengamuk/memperlihatkan kesedihan tanpa alasan yang jelas
*Kecakapan motorik kasar/motorik halus yang seimbang (seperti tidak mau menendang bola namun dapat menumpuk balok-balok)
Deteksi Dini Autisme
Bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autis untuk berkembang secara optimal.
Untuk dapat mengetahui gejala autisme sejak dini, telah dikembangkan suatu checklist yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).
Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:
1. Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada sesuatu?
3. Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan tersebut?
Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka anda sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak autis dan mendalami bidang autisme.
Para peneliti memperkirakan kombinasi gen dalam keluarga menyebabkan subtipe autisme. Bahan kimia atau obat-obatan yang masuk dalam tubuh ibu selama kehamilan berperan dalam gejala autisme. Dalam beberapa kasus, autisme berkaitan dengan tingkat phenylketonuria (gangguan metabolisme yang disebabkan tidak adanya hormon tertentu), virus rubella, dan penyakit celiac (tidak mampu menoleransi gluten dalam tepung).
Walaupun penyebab autisme belum diketahui pasti, peneliti menilai autisme disebabkan ketidaknormalan bagian otak yang mengintrepretasi bahasa. Ketidakseimbangan kimiawi otak mempengaruhi terjadinya gejala autisme.
Berbagai studi menyatakan naiknya jumlah anak autis bisa dijelaskan lewat luasnya karateristik yang dipakai untuk menentukan diagnosa anak austis serta peningkatan akses informasi pada kondisi autis. Meski begitu, masih ada tanda tanya besar mengenai penyebab meningkatnya tren gangguan kondisi ini.
Beberapa penelitian menunjukkan, perubahan genetik merupakan penyebab gangguan autis. Namun beberapa pakar menyatakan kurang yakin dengan penjelasan ini. “Bila kita melihat peningkatan tren seperti ini, maka kita harus mulai mengarahkan fokus pada isu lingkungan,” kata Dr.Thomas Insel, direktur National Institute of Mental Health.
Karena kebanyakan gejala autis didiagnosa sebelum anak berusia dua tahun, kebanyakan pakar percaya bahwa faktor pencetusnya terjadi pada masa kehamilan atau pada bulan-bulan awal kehidupan bayi. Usia ibu yang terlalu tua saat hamil, selain juga paparan lingkungan yang dialami bayi, misalnya pola makan atau terjadinya infeksi pada bayi, diduga berpengaruh besar pada timbulnya autis.
Karena orangtua belum bisa menentukan tindakan preventif apa yang bisa dilakukan. Namun para ahli berpendapat terapi perkembangan terpadu sebaiknya langsung dilakukan begitu anak didiagnosa autis. Dengan terapi terpadu, diharapkan kemampuan anak autis dalam bersosialisasi dan berkomunikasi akan meningkat.
Kerjasama yang erat antara orangtua, terapis, dokter, psikolog, serta guru di sekolah diperlukan agar penanganan anak autis bisa lebih baik lagi.
(Sumber : Kesehatan Kompas)
Tapi saat ini sudah ada teknologi di bidang kesehatan untuk membantu pemulihan autisme. Konsumsi 4Life Transfer Factor yang dapat mencerdaskan imun anak anda, sehingga autisme bisa hilang dari dirinya.
Buktikan sendiri khasiatnya! Lebih dari 3500 uji klinis dan laporan ilmiah telah dikeluarkan sehubungan dengan manfaat 4Life Transfer Factor bagi kesehatan manusia.
Perawatan & Pengobatan Guilliain-Barre Syndrome (GBS)
Apa itu GBS?
GBS adalah penyakit langka yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehilangan kepekaan yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan atau tahun. GBS mengambil nama dari dua Ilmuwan Perancis, Guillain (baca Gilan) dan Barré (baca Barre), yang menemukan dua orang prajurit perang di tahun 1916 yang mengidap kelumpuhan kemudian sembuh setelah menerima perawatan medis. Penyakit ini menjangkiti satu dari 40,000 orang tiap tahunnya. Bisa terjangkit di semua tingkatan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa, jarang ditemukan pada manula. Lebih sering ditemukan pada kaum pria. Bukan penyakit turunan, tidak dapat menular lewat kelahiran, terinfeksi atau terjangkit dari orang lain yang mengidap GBS. Namun, bisa timbul seminggu atau dua minggu setelah infeksi usus atau tenggorokan (sepupu memang sedang flu dan batuk).
Apa gejala GBS?
Gejala awal antara lain adalah: rasa seperti ditusuk-tusuk jarum diujung jari kaki atau tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku atau mengeras, lengan terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa menggenggam erat atau memutar sesuatu dengan baik (buka kunci, buka kaleng dll)
Gejala-gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa.
Gejala tahap berikutnya disaaat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya: kaki susah melangkah (ini yang terjadi pada sepupu saya), lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks lengan telah hilang fungsi.
Apa penyebab GBS?
Penyakit ini timbul dari pembengkakan syaraf peripheral, sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang
Karena banyak syaraf yang terserang termasuk syaraf immune sistem maka sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau. Dengan tidak diperintahkan dia akan mengeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh ditempat-tempat yang tidak diinginkan.
Dengan pengobatan maka sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya.
Bagaimana GBS dapat ter-diagnosa?
Diagnosa GBS didapat dari riwayat dan hasil tes kesehatan baik secara fisik maupun testlaboratorium. Dari riwayat penyakit, obat2an yang biasa diminum, pecandu alcohol, infeksi yang pernah diderita, gigitan kutu maka Dokter akan menyimpulkan apakah pasien masuk dalam daftar pasien GBS. Tidak lupa juga riwayat penyakit yang pernah diderita pasien maupun keluarga pasien misalnya diabetes mellitus, diet yang dilakukan, semuanya akan diteliti dengan seksama hingga dokter bisa membuat vonis apakah anda terkena GBS atau penyakit lainnya.
Pasien yang diduga mengidap GBS di haruskan melakukan tes:
1. Darah lengkap
2. Lumbar Puncture
3. EMG (electromvogram)
Sesuai urutannya, tes pertama akan dilakukan kemudian tes kedua apabila tes pertama tidak terdeteksi adanya GBS, dan selanjutnya.
Apa yang akan terjadi setelah test dilakukan?
Tanda-tanda melemahnya syaraf akan nampak semakin parah dalam waktu 4 sampai 6 minggu. Beberapa pasien melemah dalam waktu relatif singkat hingga pada titik lumpuh total dalam hitungan hari, tapi situasi ini amat langka.
Pasien kemudian memasuki tahap ‘tidak berdaya’ dalam beberapa hari (sepupu masih dalam tahap ini). Pada masa ini biasanya pasien dianjurkan untuk beristirahat total di rumah sakit. Meskipun kondisi dalam keadaan lemah sangat dianjurkan pasien untuk selalu menggerakkan bagian-bagian tubuh yang terserang untuk menghindari kaku otot. Ahli Fisioterapi biasanya akan sangat dibutuhkan untuk melatih pasien dengan terapi-terapi khusus dan akan memberikan pengarahan-pengarahan kepada keluarga adan teman pasien cara-cara melatih pasien GBS.
Apakah GBS menyakitkan?
Ya dan tidak. Pasien biasanya merasakan sakit yang akut pada saat GBS. Terutama di daerah tulang belakang dan lengan dan kaki. Namun ada juga pasien yang tidak mengeluhkan rasa sakit yang berarti meskipun mereka mengalami kelumpuhan parah. Rasa sakit muncul dari pembengkakan dari syaraf yang terserang, atau dari otot yang sementara kehilangan suplai energi, atau dari posisi duduk atau tidur si Pasien yang mengalami kesulitan untuk bergerak atau memutar tubuhnya ke posisi nyaman. Untuk melawan rasa sakit dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit dan perawat akan memberikan terapi-terapi untuk merelokasi bagian-bagian tubuh yang terserang dengan terapi-terapi khusus. Rasa sakit dapat datang dan pergi dan itu amat normal bagi penderita GBS.
Apakah pasien GBS membutuhkan perawatan khusus?
Pasien biasanya akan melemah dalam waktu beberapa minggu, maka dari itu perawatan intensif sangat diperlukan di tahap-tahap dimana GBS mulai terdeteksi. Sesuai dengan tahap dan tingkat kelumpuihan pasien maka dokter akan menentukan apa pasien memerlukan perawatan di ruang ICU (semalam si mama update informasi: nampaknya sepupu akan lama dirawat di ICU, minimal 2 minggu) atau tidak.
Sekitar 25% pasien GBS akan mengalami kesulitan di;
1. Bernafas
2. Kemampuan menelan
3. Susah batuk
Dalam kondisi tersebut diatas, biasanya pasien akan diberikan bantuan alat ventilator untuk membantu pernafasan.
Berapa lama pasien dapat sembuh?
Setelah beberapa waktu, kondisi mati rasa akan berangsur membaik. Pasien harus tetap wapada karena hanya 80% pasien yang dapat sembuh total, tergantung parahnya pasien bisa berjalan dalam waktu hitungan minggu atau tahun. Namun statistik membuktikan bahwa rata-rata pasien akan membaik dalam waktu 3 sampai 6 bulan. Pasien parah akan menyisakan cacat dibagian yang terserang paling parah, perlu terapi yang cukup lama untuk mengembalikan fungsi-fungsi otot yang layu akibat GBS. Bisanya memakan waktu maksimal 4 tahun.
Solusi untuk GBS :
4Life® Transfer FactorTM Tri-Factor Advance – Isi 60 kapsul
Kegunaan :Untuk penyembuhan penyakit Overactive Immune Cells [ Auto Immune Disease ], TF Advance mampu meningkatkan aktifitas Sel Natural Killer & daya tahan tubuh hingga 238 %.
Suplemen kesehatan 4Life® Transfer Factor™ Tri-Factor Advance – Untuk Penyembuhan Penyakit Autoimun, Sinus, Diabetes, Autisme, Asam Urat, Maag, Asma, Suplemen yang membuat tubuh kita Fit & Bugar.
Dengan Tri Factor Formula, kecerdasan yang semakin bijak, 4Life Transfer Factor Tri Formula bersama-sama kecerdasan dari 4Life Transfer Factor dan kepintaran dari ektraksi dari nano factor untuk mengatur, meningkatkan dan menyeimbangkan imun sistem, sesuai dangan tubuh kita.
GBS adalah penyakit langka yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehilangan kepekaan yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan atau tahun. GBS mengambil nama dari dua Ilmuwan Perancis, Guillain (baca Gilan) dan Barré (baca Barre), yang menemukan dua orang prajurit perang di tahun 1916 yang mengidap kelumpuhan kemudian sembuh setelah menerima perawatan medis. Penyakit ini menjangkiti satu dari 40,000 orang tiap tahunnya. Bisa terjangkit di semua tingkatan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa, jarang ditemukan pada manula. Lebih sering ditemukan pada kaum pria. Bukan penyakit turunan, tidak dapat menular lewat kelahiran, terinfeksi atau terjangkit dari orang lain yang mengidap GBS. Namun, bisa timbul seminggu atau dua minggu setelah infeksi usus atau tenggorokan (sepupu memang sedang flu dan batuk).
Apa gejala GBS?
Gejala awal antara lain adalah: rasa seperti ditusuk-tusuk jarum diujung jari kaki atau tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku atau mengeras, lengan terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa menggenggam erat atau memutar sesuatu dengan baik (buka kunci, buka kaleng dll)
Gejala-gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa.
Gejala tahap berikutnya disaaat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya: kaki susah melangkah (ini yang terjadi pada sepupu saya), lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks lengan telah hilang fungsi.
Apa penyebab GBS?
Penyakit ini timbul dari pembengkakan syaraf peripheral, sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang
Karena banyak syaraf yang terserang termasuk syaraf immune sistem maka sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau. Dengan tidak diperintahkan dia akan mengeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh ditempat-tempat yang tidak diinginkan.
Dengan pengobatan maka sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya.
Bagaimana GBS dapat ter-diagnosa?
Diagnosa GBS didapat dari riwayat dan hasil tes kesehatan baik secara fisik maupun testlaboratorium. Dari riwayat penyakit, obat2an yang biasa diminum, pecandu alcohol, infeksi yang pernah diderita, gigitan kutu maka Dokter akan menyimpulkan apakah pasien masuk dalam daftar pasien GBS. Tidak lupa juga riwayat penyakit yang pernah diderita pasien maupun keluarga pasien misalnya diabetes mellitus, diet yang dilakukan, semuanya akan diteliti dengan seksama hingga dokter bisa membuat vonis apakah anda terkena GBS atau penyakit lainnya.
Pasien yang diduga mengidap GBS di haruskan melakukan tes:
1. Darah lengkap
2. Lumbar Puncture
3. EMG (electromvogram)
Sesuai urutannya, tes pertama akan dilakukan kemudian tes kedua apabila tes pertama tidak terdeteksi adanya GBS, dan selanjutnya.
Apa yang akan terjadi setelah test dilakukan?
Tanda-tanda melemahnya syaraf akan nampak semakin parah dalam waktu 4 sampai 6 minggu. Beberapa pasien melemah dalam waktu relatif singkat hingga pada titik lumpuh total dalam hitungan hari, tapi situasi ini amat langka.
Pasien kemudian memasuki tahap ‘tidak berdaya’ dalam beberapa hari (sepupu masih dalam tahap ini). Pada masa ini biasanya pasien dianjurkan untuk beristirahat total di rumah sakit. Meskipun kondisi dalam keadaan lemah sangat dianjurkan pasien untuk selalu menggerakkan bagian-bagian tubuh yang terserang untuk menghindari kaku otot. Ahli Fisioterapi biasanya akan sangat dibutuhkan untuk melatih pasien dengan terapi-terapi khusus dan akan memberikan pengarahan-pengarahan kepada keluarga adan teman pasien cara-cara melatih pasien GBS.
Apakah GBS menyakitkan?
Ya dan tidak. Pasien biasanya merasakan sakit yang akut pada saat GBS. Terutama di daerah tulang belakang dan lengan dan kaki. Namun ada juga pasien yang tidak mengeluhkan rasa sakit yang berarti meskipun mereka mengalami kelumpuhan parah. Rasa sakit muncul dari pembengkakan dari syaraf yang terserang, atau dari otot yang sementara kehilangan suplai energi, atau dari posisi duduk atau tidur si Pasien yang mengalami kesulitan untuk bergerak atau memutar tubuhnya ke posisi nyaman. Untuk melawan rasa sakit dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit dan perawat akan memberikan terapi-terapi untuk merelokasi bagian-bagian tubuh yang terserang dengan terapi-terapi khusus. Rasa sakit dapat datang dan pergi dan itu amat normal bagi penderita GBS.
Apakah pasien GBS membutuhkan perawatan khusus?
Pasien biasanya akan melemah dalam waktu beberapa minggu, maka dari itu perawatan intensif sangat diperlukan di tahap-tahap dimana GBS mulai terdeteksi. Sesuai dengan tahap dan tingkat kelumpuihan pasien maka dokter akan menentukan apa pasien memerlukan perawatan di ruang ICU (semalam si mama update informasi: nampaknya sepupu akan lama dirawat di ICU, minimal 2 minggu) atau tidak.
Sekitar 25% pasien GBS akan mengalami kesulitan di;
1. Bernafas
2. Kemampuan menelan
3. Susah batuk
Dalam kondisi tersebut diatas, biasanya pasien akan diberikan bantuan alat ventilator untuk membantu pernafasan.
Berapa lama pasien dapat sembuh?
Setelah beberapa waktu, kondisi mati rasa akan berangsur membaik. Pasien harus tetap wapada karena hanya 80% pasien yang dapat sembuh total, tergantung parahnya pasien bisa berjalan dalam waktu hitungan minggu atau tahun. Namun statistik membuktikan bahwa rata-rata pasien akan membaik dalam waktu 3 sampai 6 bulan. Pasien parah akan menyisakan cacat dibagian yang terserang paling parah, perlu terapi yang cukup lama untuk mengembalikan fungsi-fungsi otot yang layu akibat GBS. Bisanya memakan waktu maksimal 4 tahun.
Solusi untuk GBS :
4Life® Transfer FactorTM Tri-Factor Advance – Isi 60 kapsul
Kegunaan :Untuk penyembuhan penyakit Overactive Immune Cells [ Auto Immune Disease ], TF Advance mampu meningkatkan aktifitas Sel Natural Killer & daya tahan tubuh hingga 238 %.
Suplemen kesehatan 4Life® Transfer Factor™ Tri-Factor Advance – Untuk Penyembuhan Penyakit Autoimun, Sinus, Diabetes, Autisme, Asam Urat, Maag, Asma, Suplemen yang membuat tubuh kita Fit & Bugar.
Dengan Tri Factor Formula, kecerdasan yang semakin bijak, 4Life Transfer Factor Tri Formula bersama-sama kecerdasan dari 4Life Transfer Factor dan kepintaran dari ektraksi dari nano factor untuk mengatur, meningkatkan dan menyeimbangkan imun sistem, sesuai dangan tubuh kita.
Penelitian Transfer factor untuk anak Autis
Penelitian Dr. Kenneth Bock Terhadap Anak Autis
Dr Bock melakukan Penelitian terhadap 9 orang anak dengan usia rata-rata 5 tahun. Kesembilan orang anak ini diberi tiga kapsul transferfactor trifactor formula (transfer factor advance) tiga kali sehari selama tiga bulan.
Dalam penelitiannya ini, Dr. Bock menggunakan skala Gilliam Autism Rating untuk mengukur/mengevaluasi seorang pasien. Metode ini memberikan skore pada empat kriteria yaitu: stereotyped "autistic" behaviors (perilaku autif), communication (kemampuan berkomunikasi), social interaction (interaksi sosial) and developmental markers (dan pengenalan lingkungan). Masing-masing skore dari masing kriteria ini di jumlahkan ke dalam suatu autism quotient (angka autisme). Semakin tinggi autism quotient semakin tinggi tingkat autisme seorang pasien.
Pada akhir bulan ketiga, 7 orang anak mengalami mengalami perkembangan berupa:.
Menjadi lebih Atentif (perhatian)
Peningkatan Eye Contact (kontak mata)
Penurunan penyakit-penyakit yang diderita
Peningkatan kemampuan berbahasa atau berkomunikasi
Penyakit diare (mules) sembuh total
Peningkatan Keterampilan.
Dr Bock menetapkan Transfer Factor sebagai bagian utama perawatan pasien-pasiennya. Dia sangat terkesan kemampuan Transfer Factor dalam meningkatkan sistem imun para penderia autis.
Dr. Bock is a physician who is renowned for his integrated approach to health and wellness. For the past 17 years he has integrated alternative modalities with conventional medicine into what he calls progressive medicine. He is the co-author of two books: The Road to Immunity and Natural Relief for your Child's Asthma. Dr. Bcok Recently conducted an important study on the use of Transferfactor with children who have Autism Spectrum Disorders.
Dr Bock melakukan Penelitian terhadap 9 orang anak dengan usia rata-rata 5 tahun. Kesembilan orang anak ini diberi tiga kapsul transferfactor trifactor formula (transfer factor advance) tiga kali sehari selama tiga bulan.
Dalam penelitiannya ini, Dr. Bock menggunakan skala Gilliam Autism Rating untuk mengukur/mengevaluasi seorang pasien. Metode ini memberikan skore pada empat kriteria yaitu: stereotyped "autistic" behaviors (perilaku autif), communication (kemampuan berkomunikasi), social interaction (interaksi sosial) and developmental markers (dan pengenalan lingkungan). Masing-masing skore dari masing kriteria ini di jumlahkan ke dalam suatu autism quotient (angka autisme). Semakin tinggi autism quotient semakin tinggi tingkat autisme seorang pasien.
Pada akhir bulan ketiga, 7 orang anak mengalami mengalami perkembangan berupa:.
Menjadi lebih Atentif (perhatian)
Peningkatan Eye Contact (kontak mata)
Penurunan penyakit-penyakit yang diderita
Peningkatan kemampuan berbahasa atau berkomunikasi
Penyakit diare (mules) sembuh total
Peningkatan Keterampilan.
Dr Bock menetapkan Transfer Factor sebagai bagian utama perawatan pasien-pasiennya. Dia sangat terkesan kemampuan Transfer Factor dalam meningkatkan sistem imun para penderia autis.
Dr. Bock is a physician who is renowned for his integrated approach to health and wellness. For the past 17 years he has integrated alternative modalities with conventional medicine into what he calls progressive medicine. He is the co-author of two books: The Road to Immunity and Natural Relief for your Child's Asthma. Dr. Bcok Recently conducted an important study on the use of Transferfactor with children who have Autism Spectrum Disorders.
Hadapi Cuaca Ekstrim Dengan TRANSFER FACTOR
JAKARTA, KOMPAS.com - Cuaca semakin sulit untuk ditebak, terkadang panas menyengat tiba-tiba bisa berubah menjadi hujan deras. Tak jarang timbul perasaan malas untuk beraktifitas dalam cuaca yang ekstrim. Pasalnya tubuh pun terkadang tidak siap menerima kondisi seperti itu. Namun bagi para pekerja atau pun mereka yang mempunyai kegiatan, mereka harus tetap beraktifitas dalam kondisi seperti apapun.
Diperlukan daya tahan tubuh yang ekstra dalam mengahadapi cuaca yang ekstrim. Menurut Dr. Fiastuti Witjaksono, Ms, SpGK, ahli Gizi Medik dari RS, Siloam, daya tahan tubuh bisa didapat tanpa menggunakan suplemen. Cukup dengan mengonsumsi makanan yang tepat dan pengolahannya juga tepat. "Makan makanan sumber kalau dikonsumsi dan dioleh dengan baik enggak harus ada suplemen," ujarnya di Jakarta, Selasa, (25/8).
Makanan tepat yang ia maksudkan adalah, buah dan sayuran. Buah mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berguna bagi tubuh. Sedangkan pada sayuran terdapat serat yang dapat mempercepat metabolisme. Selain itu, pada buah dan sayuran mengandung antioksidan yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, kata dia hindari juga perubahan suhu yang ekstrim. Misalnya hindari perpindahan aktifitas langsung dari dalam ruangan yang ber AC, langsung ke ruang terbuka yang panas terik. "Saat terkena panas yang terik, juga jangan langsung minum air es, Tubuh harus menyesuaikan dan membutuhkan kondisi tertentu supaya terjadi keseimbangan," kata dia.
Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc, ketua program studi Doktor, Fakultas Kedokteran UI, mengatakan untuk menghadapi cuaca ekstrim yang harus dilakukan adalah menjaga kekebalan tubuh. Menurutnya cara menjaga kekebalan tubuh dengan makan secara teratur. "Makan harus teratur, selain itu juga lengkap kandungan karbohidrat, vitamin dan mineralnya," ujar dia.
Selain makan secara teratur, lanjutnya, olah raga ringan juga perlu dilakukan. Olah raga ringan seperti jogging, bersepeda, jalan santai atau berenang, dapat dilakukan tiga kali dalam seminggu, dengan durasi 15 sampai 30 menit. "Jadi enggak ada pantang apapun dalam menghadapi cuaca ekstrim, yang terpenting adalah meningkatkan daya tahan tubuh," kata dia.
TIPS : Jaga kesehatan tubuh seperti di atas dengan dibarengi dengan mengkonsumsi rutin dan teratur TRANSFER FACTOR setiap hari , niscaya kesehatan yang prima akan selalu menyertai kita semua.
Info : 0819.7780.4589
3 Jurus Jitu untuk Atasi Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang muncul seiring dengan pertambahan usia karena menurunnya fungsi-fungsi tubuh. Meskipun sulit dihindari, bukan berarti penyakit ini tidak dapat dicegah dan diminimalisir. Salah satu caranya adalah dengan banyak beraktifitas dan menerapkan pola makan yang sehat.
“Penelitian menemukan bahwa menerapkan pola makan sehat dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif sebesar 31% dan rajin berolahraga dapat menurunkan hingga sebesar 40%. Namun kombinasi makanan sehat dan olahraga akan menurunkan risiko sebesar 68%,” kata dr Djoko Maryono DSDP, DSJP, FIHA, FACC, ahli penyakit jantung dalam acara diskusi media di Tempo Scan Tower Jakarta, Senin (30/7/2012).
Lebih lanjut lagi, dr Djoko mengenalkan 3 jurus jitu untuk tangkal penyakit degeneratif yang ia sebut dengan ‘Trisula Pengobatan’. Ketiga jurus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengatur diet atau pola makan
Jadwalkan pola makan dengan cara 3 kali makan besar dan 3 kali makan kecil dalam sehari. Makanan kecil yang dikonsumsi harus yang rendah lemak dan rendah kalori, misalnya buah-buahan.
Hindari makanan yang diolah berkali-kali sebab dapat menghasilkan aseton yang notabene merupakan radikal bebas. Radikal bebas dapat menempel pada pembuluh darah dan menyebabkan plakyang dapat mempersempit atau bahkan menyumbat pembuluh darah.
Kurangi konsumsi karbohidrat olahan seperti roti, sirup jagung, madu, dan permen. Karbohidrat olahan membutuhkan energi lebih banyak untuk dicerna sehingga dapat menyebabkan kelelahan pankreas. Pankreas yang rusak tidak dapat memproduksi insulin dengan baik sehingga memicu diabetes.
2. Banyak berolahraga dan aktifitas fisik
Olahraga yang paling penting bukan tingkatannya, melainkan durasinya. Olahraga minimal dilakukan selama 40 menit, 20 menit pertama untuk membakar gula dan 20 menit berikutnya untuk membakar lemak.
Tingginya kadar kolesterol 20% disebabkan dari makanan dan 80% disebabkan oleh metabolisme. Untuk mengoptimalkan metabolisme tubuh, olahraga mutlak diperlukan. Selain itu, olahraga juga akan membentuk insulin lebih banyak sehingga dapat mengurangi glukosa yang beredar dalam darah.
3. Minum obat dan suplemen
Anti oksidan penting untuk memerangi radikal bebas yang dapat memicu pembentukan plak di pembuluh darah. Salah satu anti radikal bebas yang terbukti khasiatnya adalah Niacin, zat yang penting dalam proses dilatasi atau pelebaran pembuluh darah.
Selain itu, chromium nicotinate juga penting untuk membantu penyerapan glukosa di dalam usus dan meningkatkan penyerapan insulin di otot. Zat ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
Untuk mengurangi kolesterol jahat dan plak di pembuluh darah, kolesterol baik yang diperoleh dari tanaman atau fitosterol dapat membantu. Fitosterol mencegah penyerapan kolesterol jahat dan membantu kolesterol dibuang dari tubuh.
Dr Djoko menambahkan, diperlukan waktu minimal sekitar 2,5 tahun agar plak-plak dalam pembuluh darah dapat berkurang.
www.transferfactor4lifeindonesia.com
“Penelitian menemukan bahwa menerapkan pola makan sehat dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif sebesar 31% dan rajin berolahraga dapat menurunkan hingga sebesar 40%. Namun kombinasi makanan sehat dan olahraga akan menurunkan risiko sebesar 68%,” kata dr Djoko Maryono DSDP, DSJP, FIHA, FACC, ahli penyakit jantung dalam acara diskusi media di Tempo Scan Tower Jakarta, Senin (30/7/2012).
Lebih lanjut lagi, dr Djoko mengenalkan 3 jurus jitu untuk tangkal penyakit degeneratif yang ia sebut dengan ‘Trisula Pengobatan’. Ketiga jurus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengatur diet atau pola makan
Jadwalkan pola makan dengan cara 3 kali makan besar dan 3 kali makan kecil dalam sehari. Makanan kecil yang dikonsumsi harus yang rendah lemak dan rendah kalori, misalnya buah-buahan.
Hindari makanan yang diolah berkali-kali sebab dapat menghasilkan aseton yang notabene merupakan radikal bebas. Radikal bebas dapat menempel pada pembuluh darah dan menyebabkan plakyang dapat mempersempit atau bahkan menyumbat pembuluh darah.
Kurangi konsumsi karbohidrat olahan seperti roti, sirup jagung, madu, dan permen. Karbohidrat olahan membutuhkan energi lebih banyak untuk dicerna sehingga dapat menyebabkan kelelahan pankreas. Pankreas yang rusak tidak dapat memproduksi insulin dengan baik sehingga memicu diabetes.
2. Banyak berolahraga dan aktifitas fisik
Olahraga yang paling penting bukan tingkatannya, melainkan durasinya. Olahraga minimal dilakukan selama 40 menit, 20 menit pertama untuk membakar gula dan 20 menit berikutnya untuk membakar lemak.
Tingginya kadar kolesterol 20% disebabkan dari makanan dan 80% disebabkan oleh metabolisme. Untuk mengoptimalkan metabolisme tubuh, olahraga mutlak diperlukan. Selain itu, olahraga juga akan membentuk insulin lebih banyak sehingga dapat mengurangi glukosa yang beredar dalam darah.
3. Minum obat dan suplemen
Anti oksidan penting untuk memerangi radikal bebas yang dapat memicu pembentukan plak di pembuluh darah. Salah satu anti radikal bebas yang terbukti khasiatnya adalah Niacin, zat yang penting dalam proses dilatasi atau pelebaran pembuluh darah.
Selain itu, chromium nicotinate juga penting untuk membantu penyerapan glukosa di dalam usus dan meningkatkan penyerapan insulin di otot. Zat ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
Untuk mengurangi kolesterol jahat dan plak di pembuluh darah, kolesterol baik yang diperoleh dari tanaman atau fitosterol dapat membantu. Fitosterol mencegah penyerapan kolesterol jahat dan membantu kolesterol dibuang dari tubuh.
Dr Djoko menambahkan, diperlukan waktu minimal sekitar 2,5 tahun agar plak-plak dalam pembuluh darah dapat berkurang.
www.transferfactor4lifeindonesia.com
Bahaya virus Rubella
Rubella - yang sering dikenal dengan istilah campak Jerman atau campak 3 hari - adalah sebuah infeksi yang menyerang, terutama, kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella (virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan penyakit campak), yang biasanya ditularkan melalui cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui aliran darah seorang wanita yang sedang hamil kepada janin yang dikandungnya. Karena penyakit ini tergolong penyakit ringan pada anak-anak, bahaya medis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita hamil, yang dapat menyebabkan sindrom cacat bawaan pada janin tersebut. Sebelum vaksin untuk melawan Rubella tersedia pada tahun 1969, epidemi rubella terjadi setiap 6 s.d. 9 tahun. Anak-anak dengan usia 5 - 9 menjadi korban utama dan muncul banyak kasus rubella bawaan. Sekarang, dengan adanya program imunisasi pada anak-anak dan remaja usia dini, hanya muncul sedikit kasus rubella bawaan.
Saat ini, sebagian besar infeksi rubella terjadi pada pria-wanita dewasa usia muda dan bukan pada anak-anak. Munurut fakta, para ahli memperkirakan bahwa 10% anak muda saat ini rentan terhadap rubella. Hal ini memicu bahaya laten yang mungkin akan berdampak pada anak-anak yang akan mereka miliki di masa datang.
Tanda-tanda dan gejala Infeksi rubella dimulai dengan adanya demam ringan selama 1 atau 2 hari (99 - 100 Derajat Fajrenheit atau 37.2 - 37.8 derajat celcius) dan kelenjar getah bening yang membengkak dan perih, biasanya di bagian belakang leher atau di belakang telinga. Pada hari kedua atau ketiga, bintik-bintik (ruam) muncul di wajah dan menjalar ke arah bawah. Di saat bintik ini menjalar ke bawah, wajah kembali bersih dari bintik-bintik. Bintik-bintik ini biasanya menjadi tanda pertama yang dikenali oleh para orang tua.
Ruam rubella dapat terlihat seperti kebanyakan ruam yang diakibatkan oleh virus lain. Terlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi sehingga terbentuk tambalan berwarna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi hingga tiga hari. Dengan berlalunya bintik-bintik ini, kulit yang terkena kadangkala megelupas halus.
Gejala lain dari rubella, yang sering ditemui pada remaja dan orang dewasa, termasuk: sakit kepala, kurang nafsu makan, conjunctivitis ringan (pembengkakan pada kelopak mata dan bola mata), hidung yang sesak dan basah, kelenjar getah bening yang membengkak di bagian lain tubuh, serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian (terutama pada wanita muda). Banyak orang yang terkena rubella tanpa menunjukkan adanya gejala apa-apa.
Ketika rubella terjadi pada wanita hamil, dapat terjadi sindrom rubella bawaan, yang potensial menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbuh. Anak yang terkena rubella sebelum dilahirkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung dan mata, tuli, dan problematika hati, limpa dan sumsum tulang.
Penularan Virus rubella menular dari satu orang ke orang lain melalui sejumlah kecil cairan hidung dan tenggorokan. Orang yang mengidap rubella sangat berpotensi menularkan virus tersebut dalam periode satu minggu sebelum sampai satu minggu sesudah ruam muncul. Seseorang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala rubella tetap dapat menularkan virus tersebut
Balita yang memiliki rubella bawaan dapat melepaskan virus tersebut melalui urin dan cairan hidung dan tenggorokan selama satu tahun atau lebih dan dapat menularkan virus terhadap orang yang belum terimunisasi.
Pencegahan Rubella dapat dicegah dengan vaksin rubella. Imunisasi rubella secara luas dan merata sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, yang pada akhirnya dapat mencegah cacat bawaan/lahir akibat sindrom rubella bawaan. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak berusia 12 - 15 bulan dan menjadi bagian dari imunisasi MMR yang telah terjadwal. Dosis kedua MMR biasanya diberikan pada usia 4 - 6 tahun, dan tidak boleh lebih dari 11 - 12 tahun. Sebagaimana dengan imunisasi lainnya, selalu ada pengecualian tertentu dan kasus-kasus khusus. Dokter anak akan memiliki informasi yang tepat. Vaksin rubella tidak boleh diberikan kepada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu satu bulan sesudah pemberian vaksin. Jika anda berpikir untuk hamil, pastikan bahwa anda kebal terhadap rubella melalui tes darah. Jika tidak, sebaiknya anda mendapatkan vaksinasi setidaknya satu bulan sebelum memulai kehamilan. Wanita hamil yang tidak kebal terhadap rubella harus menghindari orang yang mengidap penyakit ini harus diberikan vaksinasi setelah melahirkan sehingga dia akan kebal terhadap penyakit ini di kehamilan berikutnya
Masa inkubasi
Periode inkubasi rubella adalah 14 - 23 hari, dengan rata-rata inkubasi adalah 16 - 18 hari.
Jangka waktu
Ruam rubella biasanya berlangsung selama 3 hari. Pembengkakan kelenjar akan berlangsung selama satu minggu atau lebih dan sakit persendian akan berlangsung selama lebih dari dua minggu. Anak-anak yang terkena rubella akan pulih dalam jangka waktu satu minggu sementara pada orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Penanganan
Rubella tidak dapat ditangani dengan antibiotik karena AB tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus Wanita hamil yang terkena rubella harus segera menghubungi DSOGnya secepatnya.
Penanganan di rumah
Rubella biasanya penyakit yang ringan, terutama pada anak-anak dan hanya membutuhkan penanganan kecil di rumah. Awasi suhu badan anak dan hubungi dokter jika demamnya meninggi
Untuk mengurangi keyidaknyamanan, anda dapat memberi balita anda acetaminophen atau ibuprofen. Cegah penggunaan aspirin kepada anak-anak yang terkena infeksi virus karena penggunaan aspirin pada kasus tersebut dicurigai menyebabkan terjadinya sindrom Reye, yang dapat menyebabkan kegagalan hati dan kematian
Kapankah harus menghubungi DSA
Hubungi DSA anda jika balita anda mengalami demam dengan suhu tubuh 102 F/38.9 C atau lebih (atau diatas 100.4 F/38C pada anak dibawah enam bulan) atau jika anak tersebut menunjukkan gejala yang lebih parah dibandingkan yang digambarakan pada artikel ini.
RUBELLA (dari WRM)
Aku berusaha mencari istilah campak Belanda tidak ketemu. yang ada campak Jerman atau RUBELLA. Tapi dari yang aku sedang dan baru baca, ada epidemic di tahun 1999/2000 di belanda mengenai campak bukan campak jerman. Campak Jerman atau RUBELLA daya penularannya lebih kecil daripada campak biasa atau MEASLES atau RUBEOLA. Campak Jerman atau RUBELLA biasanya dialami oleh anak2 kecil usia muda. Kalau dalam bahasa daerah dikenal sebagai tampek atau gabagan. Dulu aku kecil usia 4 tahun pernah kena itu. Hasilnya aku jadi sudah punya kekebalan untuk RUBELLA itu dr tubuh sendiri bukan vaksin. Saat hamil pertama diperiksa darah dan diberitahu dokter aku punya antibodi sendiri utk beberapa penyakit (ALhamdulillah) .
Kalau di USA terdapat vaksin yg namanya MMR untuk MUMPS, MEASLES dan RUBELLA. Gejala2 campak Jerman: org tsb atau si anak menderita gatal2 yang bermula di sekitar telinga dan menyebar berbentuk titik2 kecil berwarna merah muda. Gatal2 tsb akan berubah2 dan akan menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan 2 – 3 hari kemudian. Sebelum gatal2nya terjadi penderita campak Jerman akan mengalami pilek ringan dan pembengkakan di leher dikarenakan pembesaran kelenjar lymph nodes. Waktu inkubasi dari campak Jerman sendiri bisa baru muncul 2 - 3 minggu kemudian.
Sepertinya penyebabnya virus,ya. apakah treatment-nya sama dengan campak2 lainnya?
Campak Jerman berasal dari virus. Cara penularannya saat penderita campak Jerman bernafas, dalam nafasnya terdapat virus tersebut dan melalui udara mengenai orang yg sehat. Titik penularan droplet spread yg mengandung virus tsb menulari tubuh melalui mulut, tenggorokan dan hidung.
Tidak ada pengobatan tertentu untuk campak Jerman, kecuali istirahat. Perlu diingat kalau penyakit ini mudah menular dan bisa menulari seluruh anggota keluarga. Aku sakit campak jerman bersama 2 adikku. Waktu infeksinya bisa seminggu sebelum gatal2nya muncul dan seminggu sesudah campak jermannya sendiri menghilang. Tapi masa2 parahnya saat gatal2nya mencapai puncaknya. Sangat perlu diperhatikan untuk ibu hamil atau yg berencana hamil, mendapatkan vaksin utk campak Jerman ini. Seorang ibu hamil yg terkena penyakit ini saat hamil, janinnya bisa meninggal di dalam kandungan atau lahir cacat. Kawan dekatku mengalami ini. Kerusakan pada janin akibat penyakit ini bisa congenital rubella atau kerusakan pada mata (katarak, glaucoma,& micropthalmia) ; kerusakan pad ajantung, telingan (tuli) dan syaraf (bisa menyebabkan anak terbelakang mentalnya).
Campak atau MEASLES (RUBEOLA)lebih terkenal sebagai penyakit gatal2. Tetapi penyakit ini adlah infeksi saluran pernafasan. Gejala2 pertamanya adalah hidung meler, mata memerah dan sensitif terhadap cahaya, batuk berat dan demam yg dapat mencapai 40,6 derajat celcius atau 105 Fahrenheit. Demam mencapai puncaknya bersamaan dengan munculnya gatal yang biasanya mulai dari dahi, lalu ke wajah, leher dan tubuh. Biasanya gatal2 akan mencapai kaki pendarita sekitar 3 hari. Dan kalau gatal2 sudah mencapai kaki, gatal2 tsb akan hilang dlm waktu 2 hari. Warna dari gatal tsb bisa merah mendekati kecoklatan dan berbentuk titik2 besar yg rata dengan kulit. Gatal2nya akan menghilang berawal seperti datangnya, yaitu dari dahi, wajah, leher dan tubuh. Kulit akan mengelupas saat gata2l ini menghilang kembali seperti semula.
Campak atau MEASLES juga disebabkan oleh virus. Kalau yg menderita org dewasa, keadaannya bisa lebih parah. Penyakit ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi antara lain bronchitis, paru2 basah/pneumonia, brochiolitis, conjunctivitis, myocarditis, hepatitis dan enchepalitis. Campak juga membuat tubuh penderita rentan akan infeksi telinga dan paru2 basah/pneumonia akibat bakteri. Cara pencegahan dan pengobatan terhadap campak adalah dengan imunisasi vaksin campak atau MEASLES (MMR) Untuk penderita bisa diberikan dalam waktu 3 hari sesudah dia terkena penyakit tsb. Vaksin campak tidak boleh diberikan kepada wanita hamil, penderita TBC, leukemia, lymphoma, atau berkurangnya daya tahan tubuh. begitu pula orang2 yg memiliki alergi berat terhadap telur dan antibiotic neomycin. Kalau diberikan vaksin tsb dapat mengakibatkan kematian.
Masa inkubasi campak atau measles adalah 9 - 11 hari antara hari pertama tertular penyakitnya dan munculnya gejala2 pertama, yaitu gatal2. Penyakit ini biasanya dialami antara 10 - 14 hari dari gatal2 pertama smaapi gatal2nya hilang. Sembilan puluh persen orang yg belum diimunisasi campak dapat terkena penyakit ini dengan mudahnya, karena tingkat penularannya sangat tinggi. Penyebaran virus dalam bentuk cairan yg berasal dr mulut dan hidung, melalui udara.
Untuk mengatasi masalah virus, Transfer Factor Plus dapat meningkatkan imun dan menaikkan NK Cell untuk membunuh virus sampai 437%
Suka ·
Saat ini, sebagian besar infeksi rubella terjadi pada pria-wanita dewasa usia muda dan bukan pada anak-anak. Munurut fakta, para ahli memperkirakan bahwa 10% anak muda saat ini rentan terhadap rubella. Hal ini memicu bahaya laten yang mungkin akan berdampak pada anak-anak yang akan mereka miliki di masa datang.
Tanda-tanda dan gejala Infeksi rubella dimulai dengan adanya demam ringan selama 1 atau 2 hari (99 - 100 Derajat Fajrenheit atau 37.2 - 37.8 derajat celcius) dan kelenjar getah bening yang membengkak dan perih, biasanya di bagian belakang leher atau di belakang telinga. Pada hari kedua atau ketiga, bintik-bintik (ruam) muncul di wajah dan menjalar ke arah bawah. Di saat bintik ini menjalar ke bawah, wajah kembali bersih dari bintik-bintik. Bintik-bintik ini biasanya menjadi tanda pertama yang dikenali oleh para orang tua.
Ruam rubella dapat terlihat seperti kebanyakan ruam yang diakibatkan oleh virus lain. Terlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi sehingga terbentuk tambalan berwarna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi hingga tiga hari. Dengan berlalunya bintik-bintik ini, kulit yang terkena kadangkala megelupas halus.
Gejala lain dari rubella, yang sering ditemui pada remaja dan orang dewasa, termasuk: sakit kepala, kurang nafsu makan, conjunctivitis ringan (pembengkakan pada kelopak mata dan bola mata), hidung yang sesak dan basah, kelenjar getah bening yang membengkak di bagian lain tubuh, serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian (terutama pada wanita muda). Banyak orang yang terkena rubella tanpa menunjukkan adanya gejala apa-apa.
Ketika rubella terjadi pada wanita hamil, dapat terjadi sindrom rubella bawaan, yang potensial menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbuh. Anak yang terkena rubella sebelum dilahirkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung dan mata, tuli, dan problematika hati, limpa dan sumsum tulang.
Penularan Virus rubella menular dari satu orang ke orang lain melalui sejumlah kecil cairan hidung dan tenggorokan. Orang yang mengidap rubella sangat berpotensi menularkan virus tersebut dalam periode satu minggu sebelum sampai satu minggu sesudah ruam muncul. Seseorang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala rubella tetap dapat menularkan virus tersebut
Balita yang memiliki rubella bawaan dapat melepaskan virus tersebut melalui urin dan cairan hidung dan tenggorokan selama satu tahun atau lebih dan dapat menularkan virus terhadap orang yang belum terimunisasi.
Pencegahan Rubella dapat dicegah dengan vaksin rubella. Imunisasi rubella secara luas dan merata sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, yang pada akhirnya dapat mencegah cacat bawaan/lahir akibat sindrom rubella bawaan. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak berusia 12 - 15 bulan dan menjadi bagian dari imunisasi MMR yang telah terjadwal. Dosis kedua MMR biasanya diberikan pada usia 4 - 6 tahun, dan tidak boleh lebih dari 11 - 12 tahun. Sebagaimana dengan imunisasi lainnya, selalu ada pengecualian tertentu dan kasus-kasus khusus. Dokter anak akan memiliki informasi yang tepat. Vaksin rubella tidak boleh diberikan kepada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu satu bulan sesudah pemberian vaksin. Jika anda berpikir untuk hamil, pastikan bahwa anda kebal terhadap rubella melalui tes darah. Jika tidak, sebaiknya anda mendapatkan vaksinasi setidaknya satu bulan sebelum memulai kehamilan. Wanita hamil yang tidak kebal terhadap rubella harus menghindari orang yang mengidap penyakit ini harus diberikan vaksinasi setelah melahirkan sehingga dia akan kebal terhadap penyakit ini di kehamilan berikutnya
Masa inkubasi
Periode inkubasi rubella adalah 14 - 23 hari, dengan rata-rata inkubasi adalah 16 - 18 hari.
Jangka waktu
Ruam rubella biasanya berlangsung selama 3 hari. Pembengkakan kelenjar akan berlangsung selama satu minggu atau lebih dan sakit persendian akan berlangsung selama lebih dari dua minggu. Anak-anak yang terkena rubella akan pulih dalam jangka waktu satu minggu sementara pada orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Penanganan
Rubella tidak dapat ditangani dengan antibiotik karena AB tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus Wanita hamil yang terkena rubella harus segera menghubungi DSOGnya secepatnya.
Penanganan di rumah
Rubella biasanya penyakit yang ringan, terutama pada anak-anak dan hanya membutuhkan penanganan kecil di rumah. Awasi suhu badan anak dan hubungi dokter jika demamnya meninggi
Untuk mengurangi keyidaknyamanan, anda dapat memberi balita anda acetaminophen atau ibuprofen. Cegah penggunaan aspirin kepada anak-anak yang terkena infeksi virus karena penggunaan aspirin pada kasus tersebut dicurigai menyebabkan terjadinya sindrom Reye, yang dapat menyebabkan kegagalan hati dan kematian
Kapankah harus menghubungi DSA
Hubungi DSA anda jika balita anda mengalami demam dengan suhu tubuh 102 F/38.9 C atau lebih (atau diatas 100.4 F/38C pada anak dibawah enam bulan) atau jika anak tersebut menunjukkan gejala yang lebih parah dibandingkan yang digambarakan pada artikel ini.
RUBELLA (dari WRM)
Aku berusaha mencari istilah campak Belanda tidak ketemu. yang ada campak Jerman atau RUBELLA. Tapi dari yang aku sedang dan baru baca, ada epidemic di tahun 1999/2000 di belanda mengenai campak bukan campak jerman. Campak Jerman atau RUBELLA daya penularannya lebih kecil daripada campak biasa atau MEASLES atau RUBEOLA. Campak Jerman atau RUBELLA biasanya dialami oleh anak2 kecil usia muda. Kalau dalam bahasa daerah dikenal sebagai tampek atau gabagan. Dulu aku kecil usia 4 tahun pernah kena itu. Hasilnya aku jadi sudah punya kekebalan untuk RUBELLA itu dr tubuh sendiri bukan vaksin. Saat hamil pertama diperiksa darah dan diberitahu dokter aku punya antibodi sendiri utk beberapa penyakit (ALhamdulillah) .
Kalau di USA terdapat vaksin yg namanya MMR untuk MUMPS, MEASLES dan RUBELLA. Gejala2 campak Jerman: org tsb atau si anak menderita gatal2 yang bermula di sekitar telinga dan menyebar berbentuk titik2 kecil berwarna merah muda. Gatal2 tsb akan berubah2 dan akan menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan 2 – 3 hari kemudian. Sebelum gatal2nya terjadi penderita campak Jerman akan mengalami pilek ringan dan pembengkakan di leher dikarenakan pembesaran kelenjar lymph nodes. Waktu inkubasi dari campak Jerman sendiri bisa baru muncul 2 - 3 minggu kemudian.
Sepertinya penyebabnya virus,ya. apakah treatment-nya sama dengan campak2 lainnya?
Campak Jerman berasal dari virus. Cara penularannya saat penderita campak Jerman bernafas, dalam nafasnya terdapat virus tersebut dan melalui udara mengenai orang yg sehat. Titik penularan droplet spread yg mengandung virus tsb menulari tubuh melalui mulut, tenggorokan dan hidung.
Tidak ada pengobatan tertentu untuk campak Jerman, kecuali istirahat. Perlu diingat kalau penyakit ini mudah menular dan bisa menulari seluruh anggota keluarga. Aku sakit campak jerman bersama 2 adikku. Waktu infeksinya bisa seminggu sebelum gatal2nya muncul dan seminggu sesudah campak jermannya sendiri menghilang. Tapi masa2 parahnya saat gatal2nya mencapai puncaknya. Sangat perlu diperhatikan untuk ibu hamil atau yg berencana hamil, mendapatkan vaksin utk campak Jerman ini. Seorang ibu hamil yg terkena penyakit ini saat hamil, janinnya bisa meninggal di dalam kandungan atau lahir cacat. Kawan dekatku mengalami ini. Kerusakan pada janin akibat penyakit ini bisa congenital rubella atau kerusakan pada mata (katarak, glaucoma,& micropthalmia) ; kerusakan pad ajantung, telingan (tuli) dan syaraf (bisa menyebabkan anak terbelakang mentalnya).
Campak atau MEASLES (RUBEOLA)lebih terkenal sebagai penyakit gatal2. Tetapi penyakit ini adlah infeksi saluran pernafasan. Gejala2 pertamanya adalah hidung meler, mata memerah dan sensitif terhadap cahaya, batuk berat dan demam yg dapat mencapai 40,6 derajat celcius atau 105 Fahrenheit. Demam mencapai puncaknya bersamaan dengan munculnya gatal yang biasanya mulai dari dahi, lalu ke wajah, leher dan tubuh. Biasanya gatal2 akan mencapai kaki pendarita sekitar 3 hari. Dan kalau gatal2 sudah mencapai kaki, gatal2 tsb akan hilang dlm waktu 2 hari. Warna dari gatal tsb bisa merah mendekati kecoklatan dan berbentuk titik2 besar yg rata dengan kulit. Gatal2nya akan menghilang berawal seperti datangnya, yaitu dari dahi, wajah, leher dan tubuh. Kulit akan mengelupas saat gata2l ini menghilang kembali seperti semula.
Campak atau MEASLES juga disebabkan oleh virus. Kalau yg menderita org dewasa, keadaannya bisa lebih parah. Penyakit ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi antara lain bronchitis, paru2 basah/pneumonia, brochiolitis, conjunctivitis, myocarditis, hepatitis dan enchepalitis. Campak juga membuat tubuh penderita rentan akan infeksi telinga dan paru2 basah/pneumonia akibat bakteri. Cara pencegahan dan pengobatan terhadap campak adalah dengan imunisasi vaksin campak atau MEASLES (MMR) Untuk penderita bisa diberikan dalam waktu 3 hari sesudah dia terkena penyakit tsb. Vaksin campak tidak boleh diberikan kepada wanita hamil, penderita TBC, leukemia, lymphoma, atau berkurangnya daya tahan tubuh. begitu pula orang2 yg memiliki alergi berat terhadap telur dan antibiotic neomycin. Kalau diberikan vaksin tsb dapat mengakibatkan kematian.
Masa inkubasi campak atau measles adalah 9 - 11 hari antara hari pertama tertular penyakitnya dan munculnya gejala2 pertama, yaitu gatal2. Penyakit ini biasanya dialami antara 10 - 14 hari dari gatal2 pertama smaapi gatal2nya hilang. Sembilan puluh persen orang yg belum diimunisasi campak dapat terkena penyakit ini dengan mudahnya, karena tingkat penularannya sangat tinggi. Penyebaran virus dalam bentuk cairan yg berasal dr mulut dan hidung, melalui udara.
Untuk mengatasi masalah virus, Transfer Factor Plus dapat meningkatkan imun dan menaikkan NK Cell untuk membunuh virus sampai 437%
Suka ·
BAHAYA ANTIBIOTIK PADA BAYI
Jangan sembarangan memberikan obat-obatan pembunuh kuman atau antibiotik pada bayi Anda. Terutama, yang usianya belum genap enam bulan.
Penelitian di Amerika Serikat menemukan, bayi yang mendapat antibiotik, 70 persen lebih mungkin menderita asma di masa kanak-kanak. Penelitian juga mengungkapkan, bayi akan mengalami peningkatan risiko terkena asma sampai 40 persen pada pemberian pertama antibiotik di bulan-bulan pertama kehidupannya. Risiko meningkat 70 persen jika mereka diberi obat kedua untuk mengobati infeksi.
Temuan para ilmuwan Universitas Yale yang terbaru ini adalah serangkaian studi untuk menghubungkan obat-obatan yang digunakan saat bayi dengan asma pada anak. Para ahli ingin mengetahui apakah obat benar-benar menjadi salah satu penyebab asma, dikutip dari laman Daily Mail.
Dalam penelitian, tim ilmuwan Yale mempelajari 1.400 anak untuk mengetahui apakah mereka menggunakan antiobiotik sejak dini sehingga menyebabkan tingkat kasus asma lebih tinggi di masa kanak-kanak.
Anak yang diteliti adalah mereka yang mendapat obat antibiotik sebelum genap usia enam bulan. Anak-anak yang dilibatkan juga termasuk mereka yang dilahirkan dari orangtua yang tidak mempunyai riwayat penyakit asma.
Dalam laporan temuan mereka, para peneliti Yale menyalahkan obat penggunaan antibiotik sejak dini. Antibiotik ikut merusak keseimbangan mikroba sebagai pelindung usus bayi yang membantu menangkal penyakit pada tahap awal kehidupannya.
Menurut laporan itu, paparan awal mikroba, terutama di saluran usus, tampaknya diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh yang matang dan seimbang dalam masa kanak-kanak. Menggunakan antibiotik, khususnya antibiotik spektrum luas, dapat mengubah flora mikroba dalam usus, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh dan rentan alami alergi.
Pemimpin penelitian Dr Kari Risnes mengungkapkan, "Temuan dari studi, kami harus mendorong dokter untuk menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu, terutama pada anak-anak yang menderita sakit ringan.”
Transfer factor aman diberikan mulai bayi umur 1 hari sampai dewasa, tidak ada efek samping, dibutuhkan semua orang
Penelitian di Amerika Serikat menemukan, bayi yang mendapat antibiotik, 70 persen lebih mungkin menderita asma di masa kanak-kanak. Penelitian juga mengungkapkan, bayi akan mengalami peningkatan risiko terkena asma sampai 40 persen pada pemberian pertama antibiotik di bulan-bulan pertama kehidupannya. Risiko meningkat 70 persen jika mereka diberi obat kedua untuk mengobati infeksi.
Temuan para ilmuwan Universitas Yale yang terbaru ini adalah serangkaian studi untuk menghubungkan obat-obatan yang digunakan saat bayi dengan asma pada anak. Para ahli ingin mengetahui apakah obat benar-benar menjadi salah satu penyebab asma, dikutip dari laman Daily Mail.
Dalam penelitian, tim ilmuwan Yale mempelajari 1.400 anak untuk mengetahui apakah mereka menggunakan antiobiotik sejak dini sehingga menyebabkan tingkat kasus asma lebih tinggi di masa kanak-kanak.
Anak yang diteliti adalah mereka yang mendapat obat antibiotik sebelum genap usia enam bulan. Anak-anak yang dilibatkan juga termasuk mereka yang dilahirkan dari orangtua yang tidak mempunyai riwayat penyakit asma.
Dalam laporan temuan mereka, para peneliti Yale menyalahkan obat penggunaan antibiotik sejak dini. Antibiotik ikut merusak keseimbangan mikroba sebagai pelindung usus bayi yang membantu menangkal penyakit pada tahap awal kehidupannya.
Menurut laporan itu, paparan awal mikroba, terutama di saluran usus, tampaknya diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh yang matang dan seimbang dalam masa kanak-kanak. Menggunakan antibiotik, khususnya antibiotik spektrum luas, dapat mengubah flora mikroba dalam usus, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh dan rentan alami alergi.
Pemimpin penelitian Dr Kari Risnes mengungkapkan, "Temuan dari studi, kami harus mendorong dokter untuk menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu, terutama pada anak-anak yang menderita sakit ringan.”
Transfer factor aman diberikan mulai bayi umur 1 hari sampai dewasa, tidak ada efek samping, dibutuhkan semua orang
Testimoni penanganan Autis dengan Transfer Factor
Lutfi Zakaria, Jakarta. Di vonis Autisme sejak umur 2 th. Bermacam pengobatan telah di coba orangtuanya dgn biaya ratusan juta rupiah. Hingga umur 5 th, Lutfi belum dapat bicara dan hanya bermain sendirian . Maret 2006, mengkonsumsi Transferfactor Advance (trifactor formula) dan Chewable tiap hari 2x. Setelah 2 bulan, Lutfi menunjukkan kemajuan sgt baik, penuturan kata sudah mulai teratur, menjuarai sains di sekolahnya, sudah tidak perlu guru pembimbing dan semakin normal keadaannya.
Anak saya rizki berusia 3,5 tahun, saya lihat perkembangannya lambat dibanding anak-anak lain seusianya dan menurut dokter ada gejala autis. Saya dapat informasi tentang transfer factor 4life lewat internet. Saya mencobanya dan pada setelah konsumsi satu botol saya mulai melihat perkembangan, dia jadi lebih pintar. Setelah satu bulan konsumsi dia pun makin pintar, makin gampang diajarin, bisa ke kamar mandi sendiri.... Tita, jakarta
Alhamdulillah putri saya natha, 4 tahun sudah makin pinter setelah kurang dari 4 bulan konsumsi transferfactor advance (trifactor formula), sudah bisa komunikasi sama temennya... Emosinya sudah lebih terkontrol juga walaupun nyusun kalimatnya belum sempurna, temennya sudah mulai bisa menerimanya. Sudah bisa baca kalimat walaupun masih terputus-putus. Baca iqro sudah smp iqro 3. Unpredictable banget...kemarin menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah play groupnya. Semoga cerita putri saya ini memberi manfaat buat orang tua yang membesarkan anak autis. Tini - Bekasi
Anak saya awalnya lahir sehat dan normal. Pada saat berumur 18 bulan dia diimunisasi, mendadak panas tinggi dan akhirnya berkembang menjadi autis. Ketika saya mendengar tentang transfer factor 4life , dia memberikannya bersamaan dengan gula rendah diet, Vitamin B6 dan amino acids. Sukurlah ia tak lama didiagnosa autis dan kembali hidup normal. Julie, UT.
Kami memberikan Tranfer Factor kepada putra kami Kostya (3 tahun, didiagnosa autis). Selera makannya meningkat drastis setelah mengkomsi Tranfer Factor. Kemudian iapun mulai mengucapkan beberapa kata sederhana. Beberapa anak pada kasus yang sama tidak bicara sampai usia 5-7 tahun. Ia pun mulai berhenti mengulum segala sesuatu. Karena kemajuan yang pesat ini, kami tidak akan berhenti memberikan transferfactor kepada putra kami. Malcome and Balena, NZ
Saya memiliki seorang anak laki-laki berumur 4 tahun, didiagnosa autis. Saya memberinya Transfer factor bersamaan dengan beberapa vitamin disamping menjalani beberapa terapi. Pada saat ulang tahunnya, beberapa orang tua terkejut melihat perkembangannya di bandingkan pada ulang tahun sebelumnya. Dia sudah berubah dari seorang pesakitan menjadi orang yang paling jarang sakit dirumah kami. Ketika dia sehat tentu saja dia bisa belajar banyak hal. Karena perkembangan yang luar biasa ini mendorong saya menjadi distributor, kini semua orang dirumah saya menggunakan Transfer Factor. Mark, NC.
Anak saya rizki berusia 3,5 tahun, saya lihat perkembangannya lambat dibanding anak-anak lain seusianya dan menurut dokter ada gejala autis. Saya dapat informasi tentang transfer factor 4life lewat internet. Saya mencobanya dan pada setelah konsumsi satu botol saya mulai melihat perkembangan, dia jadi lebih pintar. Setelah satu bulan konsumsi dia pun makin pintar, makin gampang diajarin, bisa ke kamar mandi sendiri.... Tita, jakarta
Alhamdulillah putri saya natha, 4 tahun sudah makin pinter setelah kurang dari 4 bulan konsumsi transferfactor advance (trifactor formula), sudah bisa komunikasi sama temennya... Emosinya sudah lebih terkontrol juga walaupun nyusun kalimatnya belum sempurna, temennya sudah mulai bisa menerimanya. Sudah bisa baca kalimat walaupun masih terputus-putus. Baca iqro sudah smp iqro 3. Unpredictable banget...kemarin menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah play groupnya. Semoga cerita putri saya ini memberi manfaat buat orang tua yang membesarkan anak autis. Tini - Bekasi
Anak saya awalnya lahir sehat dan normal. Pada saat berumur 18 bulan dia diimunisasi, mendadak panas tinggi dan akhirnya berkembang menjadi autis. Ketika saya mendengar tentang transfer factor 4life , dia memberikannya bersamaan dengan gula rendah diet, Vitamin B6 dan amino acids. Sukurlah ia tak lama didiagnosa autis dan kembali hidup normal. Julie, UT.
Kami memberikan Tranfer Factor kepada putra kami Kostya (3 tahun, didiagnosa autis). Selera makannya meningkat drastis setelah mengkomsi Tranfer Factor. Kemudian iapun mulai mengucapkan beberapa kata sederhana. Beberapa anak pada kasus yang sama tidak bicara sampai usia 5-7 tahun. Ia pun mulai berhenti mengulum segala sesuatu. Karena kemajuan yang pesat ini, kami tidak akan berhenti memberikan transferfactor kepada putra kami. Malcome and Balena, NZ
Saya memiliki seorang anak laki-laki berumur 4 tahun, didiagnosa autis. Saya memberinya Transfer factor bersamaan dengan beberapa vitamin disamping menjalani beberapa terapi. Pada saat ulang tahunnya, beberapa orang tua terkejut melihat perkembangannya di bandingkan pada ulang tahun sebelumnya. Dia sudah berubah dari seorang pesakitan menjadi orang yang paling jarang sakit dirumah kami. Ketika dia sehat tentu saja dia bisa belajar banyak hal. Karena perkembangan yang luar biasa ini mendorong saya menjadi distributor, kini semua orang dirumah saya menggunakan Transfer Factor. Mark, NC.
Jumat, 24 Agustus 2012
STUDI TRANSFER FACTOR TERHADAP ANAK AUTIS
9 anak , usia : 2.9 thn – 9.9 thn , rata2 umur : 5.07 thn
Anak2 telah diberikan 3 kapsul transfer factor , 3x sehari , selama 3 bulan. Setiap pasien dinilai selama menjalani perawatan , 6 minggu setelah dilakukan studi , dan pada saat tercapai studi selama 3 bulan. Dr.Bock menggunakan teori Gilliam Autism Rating Scale untuk keperluan evaluasi. Metoda ini menggunakan cara penilaian yang beragam berdasar pada : stereotip perilaku autis , komunikasi , interaksi sosial dan adanya tanda2 peningkatan mental. Penilaian2 ini kemudian dikumpulkan bersama untuk menentukan sebuah hasil bagi kasus penderita autis. Hasil tertinggi yang didapat adalah , derajat tertinggi pencapaian dari pasien autis.
Di akhir studi selama 3 bulan , 7 orang keluar ( sembuh ) dari 9 anak penderita autis karena memperoleh kemajuan. Spesifikasi khususnya adalah peningkatan sebagai berikut :
Lebih memperhatikan ( fokus – konsentrasi) , eksim meningkat , meningkatkan kemampuan berbahasa , meningkatkan kemandirian ke toilet , meningkatnya kontak mata , penurunan insiden penyakit , resolusi diare
Walau studi ini lingkupnya kecil , Dr.Bock yakin bahwa hasilnya sangat menjanjikan. Dia memasukkan Transfer Factor sebagai bagian dari sistem perawatannya dan ini sangat mengairahkan mengingat kemungkinannya untuk meningkatkan secara cepat sistem imun pasien autis sampai sembuh seperti kondisi yang lain yang pernah dia temui dalam keseharian.
Dr.Bock adalah dokter yang dikenal atas pendekatan integritasnya atas pemulihan dan kesehatan. Selama 17 tahun belakangan dia mengintegrasikan cara alternatif untuk pengobatan konvensional sampai dia dipanggil dengan ahli pengobatan. Dia menjadi penulis 2 buku : “The Road to Immunity” dan “Natural Relief for your Child’s Asthma”. Dr.Bock baru-baru ini menyelenggarakan sebuah studi penting dalam penggunaan Transfer Factor terhadap anak-anak yang menderita Autism Spectrum Disorders.
BAGAIMANA MEMPERBAIKI SISTEM IMUN?
Sebuah Revolusi Teknologi Nutrisi Abad 21 telah menemukan produk nutrisi yang sangat lengkap yang dapat menguatkan system imun, produk nutrisi tersebut adalah 4life transfer factor.
Transfer factor membantu sel-sel imun untuk mengenal musuh yang mendatangkan penyakit seperti virus, bakteri, parasit, jamur, sel kanker dan sebagainya. Artinya jika virus sejenis kembali menyerang, maka sistem akan dengan menyerangnya karena sudah mengenali bentuknya.
Transfer factor merangsang sel-sel imun untuk menyerang musuh serta mengingat bentuk-bentuk mereka.
Transfer factor membantu menyeimbangkan system imun anda. Hal ini sangat penting mengatasi masalah-masalah penyakit auto imun.
Sistem Imun sebenarnya adalah karunia Tuhan dan dimiliki setiap orang, hanya selama ini rusak / tertidur karena pengaruh :
- polusi ( dimana saat ini ada tempat yang benar2 bebas polusi? )
- Bahan pengawet / pewarna makanan ( yang warna bagus yang dipilih )
- Pola makan ( pola makan fast food terlalu banyak lemak )
- Stress ( maslah ekonomi, pendidikan, masa depan )
- Obat-obatan ( baru pusing sedikit sudah minum obat )
Transfer factor membantu sel-sel imun untuk mengenal musuh yang mendatangkan penyakit seperti virus, bakteri, parasit, jamur, sel kanker dan sebagainya. Artinya jika virus sejenis kembali menyerang, maka sistem akan dengan menyerangnya karena sudah mengenali bentuknya.
Transfer factor merangsang sel-sel imun untuk menyerang musuh serta mengingat bentuk-bentuk mereka.
Transfer factor membantu menyeimbangkan system imun anda. Hal ini sangat penting mengatasi masalah-masalah penyakit auto imun.
Sistem Imun sebenarnya adalah karunia Tuhan dan dimiliki setiap orang, hanya selama ini rusak / tertidur karena pengaruh :
- polusi ( dimana saat ini ada tempat yang benar2 bebas polusi? )
- Bahan pengawet / pewarna makanan ( yang warna bagus yang dipilih )
- Pola makan ( pola makan fast food terlalu banyak lemak )
- Stress ( maslah ekonomi, pendidikan, masa depan )
- Obat-obatan ( baru pusing sedikit sudah minum obat )
Apa manfaat Transfer Factor bagi anak-anak?
- Transfer Factor adalah alami, aman , tidak menimbulkan efek samping, dan mudah
dikonsumsi oleh anak-anak.
- membantu mencegah infeksi berulang seperti flu, amandel dan
infeksi telinga.
- mencegah penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak perlu
dengan cara meningkatkan kekebalan dan sistem pertahanan tubuh anak-anak.
- terbukti aman diberikan untuk anak-anak mulai berumur 1 hari,
bahkan Prematur.
- dapat meningkatkan IQ pada anak-anak .
Transfer Factor sudah dibuktikan secara sains selama lebih 50 tahun,dan menghasilkan lebih dari 4100 laporan uji klinis oleh para ilmuwan lebih dari 60 negara.
Transfer Factor sangat dibutuhkan oleh anak-anak mengingat begitu tingginya tingkat stress yang didapatkan anak disekolah,sehingga dapat melemahkan system kekebalan tubuh,yang berakibat mudahnya anak2 terkena penyakit.
Keadaan alam & lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada System kekebalan tubuh anak-anak yang masih lemah, dimana kini semakin tingginya polusi, pola makan yang kurang sehat (seperti Fast Food, dll), bahan pewarna & pengawet makanan, pestisida, asap rokok, dll. Maka dengan Transfer Factor, akan sangat membantu dalam melindungi kesehatan anak-anak tercinta dalam mencegah penyakit & mempercepat proses penyembuhan.
dikonsumsi oleh anak-anak.
- membantu mencegah infeksi berulang seperti flu, amandel dan
infeksi telinga.
- mencegah penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak perlu
dengan cara meningkatkan kekebalan dan sistem pertahanan tubuh anak-anak.
- terbukti aman diberikan untuk anak-anak mulai berumur 1 hari,
bahkan Prematur.
- dapat meningkatkan IQ pada anak-anak .
Transfer Factor sudah dibuktikan secara sains selama lebih 50 tahun,dan menghasilkan lebih dari 4100 laporan uji klinis oleh para ilmuwan lebih dari 60 negara.
Transfer Factor sangat dibutuhkan oleh anak-anak mengingat begitu tingginya tingkat stress yang didapatkan anak disekolah,sehingga dapat melemahkan system kekebalan tubuh,yang berakibat mudahnya anak2 terkena penyakit.
Keadaan alam & lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada System kekebalan tubuh anak-anak yang masih lemah, dimana kini semakin tingginya polusi, pola makan yang kurang sehat (seperti Fast Food, dll), bahan pewarna & pengawet makanan, pestisida, asap rokok, dll. Maka dengan Transfer Factor, akan sangat membantu dalam melindungi kesehatan anak-anak tercinta dalam mencegah penyakit & mempercepat proses penyembuhan.
SOLUSI UNTUK KANKER PAYUDARA
Jumlah penderita kanker terus meningkat. Salah satunya kanker payudara. Celakanya, penyakit mematikan ini kini banyak ditemui pada wanita relatif berusia muda.
Ketua Umum Annual Scientific Meeting (ASM) 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Teguh Aryandono, jika tahun-tahun kemarin penderita kanker payudara banyak diderita perempuan yang sudah menopaus atau tidak mengalami menstruasi lagi, kini tidak demikian.Dia mengungkapkan, terjadi kecenderungan penderita penyakit kanker payudara dialami perempuan dalam usia relatif lebih muda: antara 30 sampai 45 tahun.
"Kebanyakan di Indonesia penderitanya berumur kurang dari 50 tahun. Bahkan sering di bawah 45 atau 30 tahun. Ada satu atau dua orang berumur 20-an tahun," kata dia.
Di RSUP dr Sardjito Yogyakarta, tambah Teguh, setiap tahun ada 250 hingga 300 kasus baru kanker payudara. Peningkatan penderita dari golongan perempuan muda itu, katanya, bukan hanya terjadi di dalam negeri, melainkan juga di negara-negara Asia.
"Hal itu terjadi karena ada yang salah dengan lingkungan. Ini terkait perilaku hidup sehat. Ada hal-hal apa yang perlu dicegah untuk mengatur pola hidupnya yang lebih baik," jelas Teguh. < sumber : MetroTV >
Solusi terbaik : menggunakan Transfer factor , karena dapat meningkatkan Natural Killer Cel sampai 437%.
Apakah Penyakit Asma?
Asma adalah suatu keadaan di mana terjadi gangguan pada saluran nafas, yaitu mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan penyempitan ini bersifat sementara.
Penderita asma mempunyai saluran udara yang sensitif dalam paru-parunya. Sewaktu terkena penyebab tertentu, saluran udara semakin sempit dan akibatnya sulit untuk bernapas.
Penyakit asma termasuk dalam penyakit autoimun dimana sistem imun (sel-sel imun) tidak bisa membedakan mana yang sel baik mana yang sel jahat atau dengan kata lain sistem imun menjadi bodoh/naif. Sel-sel imun seharusnya melindungi tubuh dari sel-sel jahat yang membawa penyakit seperti bakteri, virus, parasit dan sebagainya.Bagi penderita autoimun, sel-sel imun malah menyerang sel-sel baik dalam tubuh.
Penyakit asma paling banyak terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya
Solusi terbaik untuk asma adalah dengan Transfer factor, karena dapat menurunkan sel imun yang berlebih ( autoimun ) ke batas normal
Penderita asma mempunyai saluran udara yang sensitif dalam paru-parunya. Sewaktu terkena penyebab tertentu, saluran udara semakin sempit dan akibatnya sulit untuk bernapas.
Penyakit asma termasuk dalam penyakit autoimun dimana sistem imun (sel-sel imun) tidak bisa membedakan mana yang sel baik mana yang sel jahat atau dengan kata lain sistem imun menjadi bodoh/naif. Sel-sel imun seharusnya melindungi tubuh dari sel-sel jahat yang membawa penyakit seperti bakteri, virus, parasit dan sebagainya.Bagi penderita autoimun, sel-sel imun malah menyerang sel-sel baik dalam tubuh.
Penyakit asma paling banyak terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya
Solusi terbaik untuk asma adalah dengan Transfer factor, karena dapat menurunkan sel imun yang berlebih ( autoimun ) ke batas normal
BAHAYA ANTIBIOTIK UNTUK ANAK-ANAK
Apakah antibiotik itu?
Antibiotik merupakan suatu zat yang bisa membunuh atau melemahkan suatu makhluk hidup, yaitu mikro-organisme (jasad renik) seperti bakteri, parasit, atau jamur. Antibiotik tidak dapat membunuh virus sebab virus memang bukan “barang” hidup.
Sementara masih kerap terjadi, dokter dengan mudahnya meresepkan antibiotik untuk bayi dan balita yang hanya sakit flu karena virus. Memang gejala yang menyertai flu kadang membuat orangtua panik, seperti demam, batuk, pilek. Antibiotik yang dianggap sebagai “obat dewa”. Pasien irasional seperti ini seperti menuntut dokter menjadi tukang sihir. Padahal, antibiotik tidak mempercepat, apalagi melumpuhkan, virus flu.
Sejak lahir kita sudah dibekali dengan sistem imunitas yang canggih. Ketika diserang penyakit infeksi, sistem imunitas tubuh terpicu untuk lebih giat lagi. Infeksi karena virus hanya bisa diatasi dengan meningkatkan sistem imunitas tubuh dengan makan baik dan istirahat cukup. Jadi, bukan diberi antibiotik.. Antibiotik yang diberi tidak seharusnya kepada anak malah merusak sistem kekebalan tubuhnya. Yang terjadi anak malah turun imunitasnya, lalu sakit lagi. Lalu jika dikasih antibiotik lagi, imunitas turun lagi dan sakit lagi. Terus begitu, dan kunjungan ke dokter makin sering karena anak tambah mudah sakit. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa yg akan datang.
Sejak beberapa tahun terakhir, sudah tidak ditemukan lagi antibiotik baru dan lebih kuat. Sementara kuman terus menjadi semakin canggih dan resisten akibat penggunaan antibiotik yang irasional.
Bagaimana cara mengalahkan virus yang semakin ganas bermutasi ??
Solusi untuk masalah tersebut di atas adalah dengan mengkonsumsi Transfer Factor Chewable ( tablet hisap yang disukai anak-anak) yang dapat mendidik sistem Imun menjadi pintar dan meningkatkan system imun sampai 283% sehingga tidak terjadi kasus flu , batuk , pilek berulang karena sudah mengenali virus dan menjaga supaya tidak mengganggu kembali
Antibiotik merupakan suatu zat yang bisa membunuh atau melemahkan suatu makhluk hidup, yaitu mikro-organisme (jasad renik) seperti bakteri, parasit, atau jamur. Antibiotik tidak dapat membunuh virus sebab virus memang bukan “barang” hidup.
Sementara masih kerap terjadi, dokter dengan mudahnya meresepkan antibiotik untuk bayi dan balita yang hanya sakit flu karena virus. Memang gejala yang menyertai flu kadang membuat orangtua panik, seperti demam, batuk, pilek. Antibiotik yang dianggap sebagai “obat dewa”. Pasien irasional seperti ini seperti menuntut dokter menjadi tukang sihir. Padahal, antibiotik tidak mempercepat, apalagi melumpuhkan, virus flu.
Sejak lahir kita sudah dibekali dengan sistem imunitas yang canggih. Ketika diserang penyakit infeksi, sistem imunitas tubuh terpicu untuk lebih giat lagi. Infeksi karena virus hanya bisa diatasi dengan meningkatkan sistem imunitas tubuh dengan makan baik dan istirahat cukup. Jadi, bukan diberi antibiotik.. Antibiotik yang diberi tidak seharusnya kepada anak malah merusak sistem kekebalan tubuhnya. Yang terjadi anak malah turun imunitasnya, lalu sakit lagi. Lalu jika dikasih antibiotik lagi, imunitas turun lagi dan sakit lagi. Terus begitu, dan kunjungan ke dokter makin sering karena anak tambah mudah sakit. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa yg akan datang.
Sejak beberapa tahun terakhir, sudah tidak ditemukan lagi antibiotik baru dan lebih kuat. Sementara kuman terus menjadi semakin canggih dan resisten akibat penggunaan antibiotik yang irasional.
Bagaimana cara mengalahkan virus yang semakin ganas bermutasi ??
Solusi untuk masalah tersebut di atas adalah dengan mengkonsumsi Transfer Factor Chewable ( tablet hisap yang disukai anak-anak) yang dapat mendidik sistem Imun menjadi pintar dan meningkatkan system imun sampai 283% sehingga tidak terjadi kasus flu , batuk , pilek berulang karena sudah mengenali virus dan menjaga supaya tidak mengganggu kembali
Keunggulan Produk Transfer Factor
Transfer factor di ekstrak dengan teknologi tinggi dari susu awal sapi dan kuning telur ayam, sehingga tidak mengandung antibody hewan seperti yang terdapat dalam kolostrum & meningkatkan imun sampai 283%.
Dalam Transfer factor tidak ada kadar toksin/racun, tidak ada efek samping dan aman dikonsumsi oleh semua umur mulai dari bayi berumur 1 hari, ibu hamil sampai lanjut usia.
Riset untuk produk transfer factor sudah dilakukan selama lebih dari 50 tahun dan biaya yang telah dikeluarkan telah lebih dari USD 40 Juta (368 milyar rupiah)
Transfer factor telah menggunakan teknologi Nano Factor sehingga respon system imun akan lebih efisien dan lebih cepat.
Transfer factor merupakan produk kesehatan satu-satunya didunia yang digunakan secara resmi diseluruh rumah sakit dan klinik di Rusia sejak tahun 2004
Transfer factor disebut sebagai mirachel molecule (molekul ajaib) oleh Jurnal Kedokteran Woodland Health Report USA.
Kesehatan kita adalah sesuatu sangat bernilai, setiap detik dalam hidup anda adalah saat-saat yang penting, jangan biarkan penyakit menganggu kesehatan anda.
Dalam Transfer factor tidak ada kadar toksin/racun, tidak ada efek samping dan aman dikonsumsi oleh semua umur mulai dari bayi berumur 1 hari, ibu hamil sampai lanjut usia.
Riset untuk produk transfer factor sudah dilakukan selama lebih dari 50 tahun dan biaya yang telah dikeluarkan telah lebih dari USD 40 Juta (368 milyar rupiah)
Transfer factor telah menggunakan teknologi Nano Factor sehingga respon system imun akan lebih efisien dan lebih cepat.
Transfer factor merupakan produk kesehatan satu-satunya didunia yang digunakan secara resmi diseluruh rumah sakit dan klinik di Rusia sejak tahun 2004
Transfer factor disebut sebagai mirachel molecule (molekul ajaib) oleh Jurnal Kedokteran Woodland Health Report USA.
Kesehatan kita adalah sesuatu sangat bernilai, setiap detik dalam hidup anda adalah saat-saat yang penting, jangan biarkan penyakit menganggu kesehatan anda.
Air Putih, Pengganti Obat Sakit Kepala
Kepala terasa nyeri dan Anda tak bisa menemukan obat pereda rasa sakit? Segera cari air putih dan minumlah hingga rasa nyeri mereda. Ini merupakan 'obat' paling mudah dan murah untuk meredakan sakit kepala dan migrain.
Tim peneliti dari Universitas Maastricht, Belanda, menemukan, pasien sakit kepala yang minum tujuh gelas air putih setiap hari, nyerinya bisa berkurang. Peneliti, seperti dilansir dari Daily Mail, awalnya melihat kondisi pasien yang mengungkap kalau dengan minum banyak air putih, migrain mereka berkurang.
Kepala peneliti, Dr. Mark Spigt, dan timnya melibatkan 100 orang pasien yang mengalami sakit kepala secara terus menerus baik dalam tingkat parah maupun sedang. Mereka lalu menginstrusikan pada pasien untuk menekan risiko munculnya sakit kepala dengan mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur dan menghindari kafein.
Sebanyak 50 pasien juga diminta untuk minum air putih 1,5 liter setiap hari selama tiga bulan. Setelah tiga bulan, seluruh pasien lalu mengisi kuesioner Migraine-Specific Quality of Life, untuk mengetahui apa yang mereka rasakan setelah tiga bulan.
Hasilnya, seperti yang dipublikasi dalam Journal Family Practice, pasien yang diinstruksikan untuk mengonsumsi lebih banyak air putih, skor kuesionernya lebih tinggi. Ini berarti, minum air putih bisa membantu pasien sakit kepala menahun untuk meredakan rasa nyerinya.
"Kami memperkirakan, beberapa pasien sakit kepala memperoleh dampak positif dengan minum air putih. Tampak sangat beralasan merekomendasikan mereka untuk lebih banyak minum air putih selama beberapa waktu, untuk mengurangi munculnya sakit kepala," kata Dr. Spigt.
Langganan:
Postingan (Atom)