Senin, 27 Agustus 2012

MENINGKATKAN IMUNITAS ANAK


Demam dan flu sepertinya sudah menjadi penyakit langganan pada anak. Para ahli pediatrik mengata-kan, anak yang mengalami demam, flu, infeksi telinga atau batuk antara 6-8 kali setahun, masih dapat dikatakan normal. Maklum , hampir setiap hari si kecil terpapar dgn berbagai macam bakteri dan virus.

Apalagi setiap anak tidak lahir ke bumi dengan sistem imunitas tubuh yang sudah ‘terlatih’. Melainkan dengan sistem kekebalan tubuh yang justru baru mulai dilatih ketika tubuh harus berhadapan dan bertempur dengan serangkaian bakteri, kuman dan virus.

Meski demikian, sebenarnya ada cara yang bisa diupayakan oleh orangtua untuk membangun imunitas tubuh si kecil, seperti berikut ini:

1. Berikan lebih banyak buah dan sayuran
Buah-buahan seperti stroberi, pepaya, jambu klutuk, anggur, dan jeruk adalah jenis makanan yang sangat baik dalam membangun sistem kekebalan tubuh. Demikian juga dengan sayur-sayuran seperti wortel, brokoli, tomat, kentang manis, tahu dan tempe. Pada makanan tersebut terdapat phytonutrient seperti vitamin C dan carotenoid. Phtytonutrient dapat meningkatkan produksi sel darah putih dan interferon, anti bodi yang berfungsi melapisi permukaan sel sehingga dapat menahan virus. Beberapa studi menyebutkan, asupan makanan yang kaya akan phytonutrient bahkan dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit hati saat dewasa. Selain itu, spesialis anak, William Sears MD mengatakan, sayuran dan buah banyak mengandung antioksidan yang mengalir melalui aliran darah dan melindungi jaringan dari kerusakan. Semakin sedikit kerusakan yang terjadi pada tubuh, maka semakin tahan pula tubuh terhadap infeksi. Karena itu, berikan lima porsi makanan dan sayuran pada si kecil agar imunitas tubuhnya meningkat.

2. Cukup tidur
Studi yang dilakukan terhadap orang dewasa menemukan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit karena dapat mengurangi sistem imunitas yang berfungsi untuk menyerang mikroba dan sel kanker. Hal ini berlaku juga untuk anak. Bayi yang baru lahir, butuh tidur hingga 18 jam sehari sedangkan batita 12-13 jam sehari. Sementara itu, anak pra sekolah memerlukan sekitar 10 jam waktu tidur dalam sehari. Untuk mencukupi jumlah waktu tidurnya dalam sehari, upayakanlah agar si kecil tidur siang. Namun jika si kecil sulit untuk tidur siang, Anda dapat mencoba untuk membuatnya tertidur lebih awal di malam hari.

3. Berikan ASI
ASI mengandung zat-zat penting yang sangat baik untuk meningkatkan antibodi dan sel-sel darah putih. Memberi ASI juga memberikan si kecil perlindungan terhadap berbagai penyakit seperti infeksi telinga, alergi, diare, pneumonia, meningitis dan sindroma kematian bayi mendadak (SIDS). Studi juga menunjukkan bahwa ASI dapat mengoptimalkan perkembangan otak juga melindungi anak terhadap kemungkinan mengalami beberapa jenis penyait kanker. Kolostrum, cairan kekuningan yang terkandung dalam ASI yang baru pertama kali keluar (beberapa hari setelah melahirkan) sangat baik bagi si kecil karena kaya akan antibodi yang membantu si kecil bertahan terhadap berbagai serangan penyakit. Upayakanlah untuk memberikan hanya ASI saja kepada bayi selama 6 bulan, baru kemudian memberikan makanan tambahan dengan terus memberikan ASI hingga si kecil berusia 2 tahun.

4. Aktif bergerak
Tak hanya pada orang dewasa, olahraga dan aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak karena dapat meningkatkan kemampuan sel darah putih memerangi infeksi. Agar si kecil aktif bergerak, jadilah contoh yang baik untuknya. Daripada menyuruh si kecil untuk bermain di halaman sementara Anda asyik menonton TV, lebih baik Anda dan si kecil bersama-sama bermain yang melibatkan aktivitas fisik. Anda dapat bersepeda dan jalan pagi bersama atau bermain bola dengannya. Jika dibiasakan sejak kecil, hal ini bisa menjadi kebiasaan baik yang akan tetap dipertahankan oleh anak hingga ia dewasa.

5. Cegah penyebaran kuman
Biasakan si kecil untuk selalu mencuci tangannya dengan air dan sabun setiap kali mau makan, sehabis dari toilet, memegang hewan peliharaan, selesai bermain, atau sehabis keluar rumah. Agar saat bersih-bersih terasa lebih menyenangkan untuknya, cobalah untuk menyediakan sabun warna-warni dengan bentuk yang lucu agar ia lebih bersemangat mencuci tangan. Begitu juga saat berpergian di luar rumah, pastikan Anda menyediakan tisu basah atau cairan pembersih yang mengandung antibakteri yang dapat digunakan ketika air dan sabun sulit didapat. Jika si kecil sakit, buanglah segera sikat giginya. Membuang sikat giginya tak hanya akan melindungi si kecil, tetapi anggota keluarga lainnya. Virus yang sama memang tidak bisa menyerang si kecil, tetapi virus tersebut dapat berpindah dari satu sikat gigi ke sikat gigi lainnya dan menginfeksi anggota keluarga lainnya. Jika penyebab sakit si kecil sakit adalah bakteri, bakteri yang sama dapat menyerang si kecil untuk kedua kalinya.

6. Cegah si kecil menjadi perokok pasif
Jika ada anggota keluarga yang merokok, berhati-hatilah. Karena rokok mengandung kurang lebih 4000 racun yang dapat membahayakan perokok pasif seperti si kecil. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terhadap bahaya rokok karena detoksifikasi alamiah si kecil belum berkembang dengan baik. Menjadi perokok pasif juga meningkatkan risiko si kecil mengalami sindroma kematian mendadak, bronkitis, infeksi telinga dan asma. Selain itu, asap rokok juga dapat mempengaruhi kecerdasan serta perkembangan syaraf si kecil. Menjauhkan si kecil dari perokok, berarti menurunkan risiko si kecil mengalami berbagai macam penyakit.

7. Jangan paksa dokter Anda
Ketika mengunjungi dokter, seringkali terjadi orangtua memaksa atau meminta dokter untuk menuliskan resep untuk anaknya. Padahal, tidak semua penyakit memerlukan obat seperti antibiotik. Antibiotik hanya digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, sementara kebanyakan penyakit yang diderita oleh anak seperti flu, batuk disebabkan oleh virus. Karena itu, ketika dokter meresepkan antibiotik, yakinkan bahwa tindakannya tersebut tidak dilakukan karena ia pikir Anda yang menginginkannya. Tak ada salahnya Anda bertanya,”Apakah anak saya benar-benar butuh antibiotik?”

8. Kurangi gula
Menurut Sears, konsumsi gula dan makanan yang manis, terbukti dapat mengurangi kemampuan sel darah putih untuk “bertempur”. Studi menyebutkan bahwa konsumsi 2,5 kaleng soda dapat menurunkan kemampuan sel darah putih hingga 40 persen. Meski disukai si kecil, tampaknya Anda harus berupaya untuk mengurangi ‘yang manis-manis’ pada kudapan si kecil.

9.Gemuk tak selalu berarti sehat.
Hati-hati jika si kecil kelebihan berat badan, apalagi overweight. Sears mengatakan, obesitas dapat mengurangi kemampuan sistem imunitas dengan cara mempengaruhi kemampuan sel darah putih untuk memproduksi antibodi. Riset menunjukkan bayi yang kelebihan berat badan mengalami infeksi 2 kali lebih banyak dibandingkan bayi yang langsing.

10.Konsumsi Transfer factor yang dapat menyeimbangkan sistem imun ( bagi yang lemah imun, dapat menaikkan ke batas normal, dan bagi yang autoimun seperti alergi dapat menurunkan dan menenangkan imun ke batas normal ). Aman dikonsumsi bayi sampai dewasa.
Untuk pencegahan dan mejaga imunitas anak, cukup 1 x sehari 1 tablet TF Chewable






Tidak ada komentar:

Posting Komentar